Saturday, January 16, 2016

Menguak Mitos Seputar Air Alkali (Part II)

kategori: kesehatan

Terima kasih telah mengunjungi blog ini. Pada artikel kali ini, saya akan memaparkan tentang mitos seputar air alkali dan kebenarannya. Artikel ini adalah artikel bagian kedua. Artikel bagian pertama dapat dibaca di sini.

MITOS ENAM. Air alkali dapat menyembuhkan kanker.
Ini adalah klaim / statement yang seringkali dibuat oleh produsen dan para pendukung air alkali. Mereka mengklaim, bahwa kanker menghasilkan senyawa asam dan dengan meminum air alkali, senyawa alkali akan menetralisir senyawa asam yang dihasilkan oleh sel kanker tersebut, sehingga pada akhirnya akan mematikan sel kanker. Klaim ini tidak pernah didukung oleh publikasi ilmiah di bidang yang berkepentingan. Walaupun ada beberapa kesaksian dari mereka yang mengatakan bahwa mereka telah sembuh setelah melakukan terapi alkali, tetapi kebenarannya tidak bisa dikonfirmasi, sama seperti iklan klinik T✮NG F✮NG beberapa tahun yang silam. Memang, senyawa kanker akan mengeluarkan beberapa senyawa yang sifatnya asam, dan di dalam laboratorium, mayoritas sel kanker akan mulai 'hancur' pada pH = 10. Tetapi, ada beberapa perbedaan yang nyata antara 'kondisi' eksperimen di laboratorium dengan 'kondisi' pada tubuh kita. Sebagai contoh, tubuh kita selalu berusaha mempertahankan pH pada rentang pH = 7.35 ~ 7.45, sehingga pH darah = 10 itu tidak akan pernah bisa dicapai, apalagi melalui jalur oral, di mana ginjal akan langsung bereaksi dengan cara membuang kelebihan basa melalui urin. Lagipula, tidak semua senyawa yang memiliki pH basa bisa diserap oleh tubuh. Sebagian bahkan tidak dapat diserap oleh usus dan akan dikeluarkan bersama dengan feses. Dan andaikan pH = 10 benar bisa dicapai oleh tubuh (darah) sekalipun, sang penderita pasti sudah meninggal karena alkalosis bahkan sebelum pH tubuhnya mencapai pH = 8.

Seperti saya sebutkan sebelumnya, bahwa jenis basa yang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh terutama adalah ion bicarbonate (
HCO3 -). Ion ini juga telah terbukti secara ilmiah dapat menetralisir asam urat. Ion ini juga mampu menetralisir penumpukkan / akumulasi asam laktat (senyawa yang terbentuk saat melakukan aktivitas fisik), sehingga seringkali dijadikan 'ramuan rahasia' oleh para atlit untuk 'menunda' rasa lelah. Penggunaan ion bicarbonate untuk melawan kanker pada manusia sejauh ini belum pernah diteliti, atau setidaknya belum pernah ada publikasi ilmiahnya. Akan tetapi, ada seorang dokter spesialis onkologi (spesialis kanker) asal Italia, Dr. Tullio Simoncini yang mempraktekkan pengobatan kanker kontroversial dengan menggunakan bicarbonate. Akan tetapi, Dr. Tullio Simoncini sendiri tidak menjelaskan mengapa hal ini dimungkinkan (mekanisme), tidak memberikan data berapa banyak pasien yang disembuhkan, dan tidak mempresentasikan temuannya ini di jurnal / forum ilmiah, sehingga klaimnya cukup meragukan. Walaupun begitu, ada kesaksian yang menyatakan bahwa seorang pasien kanker dapat mengalami kesembuhan setelah melakukan terapi kontroversial ini (link di sini), walaupun ada juga pasien yang meninggal karena terapi kontroversial ini (link di sini). Perlu diperhatikan bahwa senyawa anion (anion: ion negatif) bicarbonate yang masuk ke dalam tubuh / darah akan [diusahakan untuk] dikeluarkan melalui paru - paru (dalam bentuk gas CO2) dan ginjal (urine), sebagai mekanisme tubuh untuk mempertahankan pH darah. Juga, kation (ion positif, biasanya ion Natrium atau Na +) yang berpasangan dengan ion bicarbonate juga dapat menimbulkan masalah pada tubuh, karena biasanya merupakan logam mineral yang berada dalam keadaan ionnya. Kelebihan Natrium akan mengganggu kestabilan komposisi kimia darah, dan dapat mengganggu irama jantung juga mempengaruhi kerja otak, yang akan berakibat buruk bagi tubuh. Walaupun ada yang mengaku sembuh dari terapi ini, tetapi mengingat resiko dan tidak adanya artikel ilmiah yang mendukung, maka informasi ini saya bagikan hanya untuk pengetahuan saja, bukan sebagai saran pengobatan untuk dilakukan oleh penderita kanker.

Dr. Simoncini, sang ahli kanker kontroversial (sumber: Internet)

Walaupun ion bicarbonate (suatu senyawa alkali) diklaim mampu menyembuhkan kanker, air alkali yang didapat melalui proses elektrolisis walaupun faktanya memiliki nilai pH > 7, tetapi senyawa - senyawa apa saja yang terkandung di dalamnya tidak dapat diketahui secara pasti. Karena, baik air alkali yang diproduksi di pabrik maupun di rumah (melalui instalasi penghasil air alkali), komposisi air alkali yang dihasilkan tentunya akan bergantung dari komposisi kimia dari air baku. Selain tidak ada jaminan bahwa air alkali tersebut mengandung bicarbonate, sangatlah mungkin air baku juga mengandung kontaminan senyawa organik, seperti sisa pestisida, limbah rumah tangga (sabun cuci, dll.), senyawa organik (misal: senyawa turunan benzene), dll. yang lolos dari penyaringan pada carbon filter. Jika senyawa ini terelektrolisis oleh ionizer, bukannya tidak mungkin bahwa senyawa yang terdapat dalam air baku ini akan terurai menjadi radikal bebas ataupun senyawa karsinogen, suatu senyawa yang justru berpotensi memicu kanker. Sedangkan air alkali yang diproduksi di pabrik mungkin memiliki proses pengolahan air baku yang cukup kompleks dan terjamin sebelum proses elektrolisis. Akan tetapi, air alkali yang dikemas dalam botol plastik juga akan sangat beresiko, karena dapat bereaksi dengan molekul polimer plastik dan 'meluruhkan' BPA yang terdapat dalam plastik kemasan. BPA (Bisphenol A) adalah senyawa toksin yang jika masuk ke dalam tubuh dapat memicu berbagai penyakit seperti insomnia, kemandulan, jantung, bahkan kanker, dll. Alih - alih ingin supaya sehat dan menurunkan resiko kanker, tetapi hasil yang didapat bisa jadi malah sebaliknya.

MITOS TUJUH. Air alkali dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Para pendukung dan produsen air alkali mengklaim bahwa air alkali dapat berfungsi sebagai immunomodulator (memodifikasi / meningkatkan fungsi kekebalan tubuh) sehingga dapat melawan kuman penyakit dengan lebih baik. Klaim ini terdengar masuk akal, tetapi bagaimana mekanisme air alkali sehingga dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh tidak pernah dijelaskan. Tetapi, sebelum saya menjelaskan bagian sulitnya, saya akan menjelaskan secara mudah melalui perumpamaan. Jikalau ada yang berkata bahwa 「jika anda ingin agar kulit tubuh anda diregenerasi dengan sel kulit yang baru, maka tempelkanlah setrika panas ke kulit anda」, apakah pernyataan ini salah? Tentunya pernyataan ini tidak salah. Tetapi, apakah anda mau mengikuti saran gila ini? Kalau saya sih, tidak akan mau. Sekarang, kembali ke topik. Jadi, jika air dengan pH basa memasuki saluran pencernaan, hal ini akan mempengaruhi komposisi mikroflora usus, yang akan menggeser kesetimbangan / komposisi antara probiotik VS patogen. Seperti telah dijelaskan di artikel sebelumnya, bahwa kebanyakan probiotik mengeluarkan senyawa asam sebagai 'senjata' untuk melawan kuman patogen, dan kebanyakan kuman patogen lebih menyukai pH basa. Sehingga, jika pH dalam usus berubah karena pengaruh air alkali, bisa dipastikan bahwa kuman patogen akan berkembang biak lebih cepat daripada probiotik di dalam usus. Jika 'mikroba baik' sudah tidak dapat mengendalikan 'mikroba jahat', maka 'mikroba jahat' dapat berkembangbiak secara tak terkendali, dan dapat menimbulkan gangguan bahkan masalah kesehatan. Baik 'mikroba baik' maupun 'mikroba jahat' sebagian besar mendapatkan makanan melalui proses yang bernama fermentasi. Akan tetapi, fermentasi oleh 'mikroba jahat' dapat menghasilkan gas NH3 (ammonia) yang sangat beracun bagi tubuh. Gas ammonia ini mudah sekali berdifusi melalui dinding usus dan masuk ke dalam peredaran darah. Dan, karena senyawa ini beracun, tubuh kita berusaha untuk mengurangi tingkat toksisitasnya (keberbahayaannya), sehingga ammonia akan didetoksifikasi oleh hati / liver melalui proses yang bernama 'ornithine cycle' menjadi senyawa urea yang kurang berbahaya. Urea ini lalu keluar dari liver dan masuk ke peredaran darah menuju ginjal, untuk kemudian diekskresikan melalui air seni. Jika liver sudah tidak mampu mendetoksifikasi ammonia, maka sebagian ammonia yang tidak terkonversi akan dikeluarkan melalui pernafasan dan air seni. Celakanya, jika hal ini sampai terjadi, pH urin akan naik (menjadi basa), sehingga membuat senang para pendukung maupun produsen air alkali, karena menjadikan klaim mereka seolah - olah benar, bahwa air alkali akan membuat pH air seni menjadi basa. Padahal, mereka tidak tahu, bahwa ada suatu masalah yang tidak terlihat tetapi sangat mengerikan yang dapat / sedang terjadi, di mana ammonia yang sangat berbahaya dapat terakumulasi di dalam darah, dan jika ini terjadi maka
sel - sel tubuh yang sehat dapat 'terlumpuhkan'. Jika pH urin anda memiliki nilai basa untuk periode waktu yang lama, dan anda curiga, segera lakukanlah tes urin untuk mengetahui kadar BUN (blood urea nitrogen).

Telah dijelaskan bahwa air alkali yang dikonsumsi dalam waktu lama juga dapat membuat 'mikroba jahat' (opportunistic pathogen) berkembang tidak terkendali. Dari sekian banyak mikroba opportunistic pathogen, salah satu yang paling ditakuti adalah yeast Candida albicans. Di dalam saluran pencernaan, hampir semua 'penghuni' usus adalah makhluk bersel satu, seperti bakteri, yeast, virus, terkadang protozoa (misal: amoeba, sporozoa, dll.) dan cyanobacteria. Protozoa dan cyanobacteria di dalam usus tidak memberikan keuntungan apapun, melainkan berpotensi mengakibatkan gangguan kesehatan. Sedangkan yeast Candida albicans adalah salah satu 'penghuni' alami usus, tetapi mikroba ini bukan dari golongan bakteri, melainkan dari golongan yeast (jamur bersel tunggal). Pada jumlah yang sedikit, Candida albicans merupakan miroba saprofit komensal usus, yang berfungsi 'memakan' (menguraikan) sel - sel yang sudah mati, baik sel tubuh maupun sel mikroba lainnya. Pada pH = 6.9 atau lebih, Candida albicans dapat bertransformasi dari bentuk uniseluler (yeast bersel tunggal) menjadi bentuk hyphae yang multiseluler. Candida albicans yang berada dalam bentuk hyphae akan memiliki struktur seperti akar, yang dapat melubangi dinding usus. Jika usus sampai berlubang, maka sifat usus yang semula selective permeable (hanya mengizinkan molekul - molekul tertentu saja untuk diserap masuk ke peredaran darah) akan kehilangan karakteristiknya. Akibatnya, berbagai macam senyawa, mulai dari senyawa toksin, protein / karbohidrat yang tidak berhasil 'dipecahkan' secara sempurna dari proses pencernaan, bahkan bakteri bisa masuk ke dalam peredaran darah. Jika hal ini terjadi, maka akan memperberat kerja beberapa organ yang bertugas mendetoksifikasi dan membuang senyawa racun, seperti hati / liver dan ginjal. Juga, 'senyawa asing' serta bakteri yang seharusnya tidak ada di dalam darah akan memicu reaksi imunitas. Sistem imunitas kita akan berjuang dan berperang tiada henti melawan bakteri, molekul asing, dan partikel lainnya yang menyusup masuk dari 'lubang - lubang kecil' yang ada pada usus tadi. Sistem kekebalan tubuh kita lama - lama dapat juga menjadi stress, dan akhirnya mulai menyerang organ ataupun sel tubuh kita sendiri. Akibatnya, reaksi inflamasi dapat terjadi di mana - mana. Dalam kondisi yang parah, hal ini dapat [berpotensi] berujung pada kondisi yang disebut autoimmunity disorder ataupun systemic lupus, yaitu suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang organ tubuh sendiri atau menyerang sel lainnya. Jika dilihat, maka klaim para pendukung dan produsen air alkali yang menyatakan bahwa air alkali dapat meningkatkan / mengaktifkan sistem imunitas tubuh memang tidak bohong, tetapi jika berujung kepada gangguan sistem imunitas maka sepertinya hal ini tidaklah menyenangkan. Sama seperti perumpamaan mengenai setrika tadi. Memang dapat membantu regenerasi kulit, tetapi setelah mengetahui apa yang [akan] terjadi jika kita mengikuti anjuran tersebut, saya yakin tidak akan ada yang mau melakukannya.


yeast Candida albicans dapat berubah dari struktur uniseluler
menjadi struktur hyphae yang multiseluler dan sangat berbahaya
(sumber: Internet)
MITOS DELAPAN. Air alkali dapat membunuh bakteri H. pylori sehingga membantu memelihara kesehatan pencernaan.
Memang tidak ada klaim secara eksplisit mengenai air alkali yang dapat membunuh Helicobacter pylori, tetapi saya pernah membaca bahwa air alkali yang diklaim mampu 'mengusir' bakteri Helicobacter pylori. Bagaimana air alkali dapat 'mengusir' bakteri Helicobacter pylori tidak dijelaskan secara rinci. Tetapi, perlu saya tegaskan bahwa faktanya Helicobacter pylori tidak dapat 'diusir' hanya dengan air alkali. Bakteri Helicobacter pylori adalah bakteri yang menyukai suasana netral (pH = 6 ~ 7.8), tetapi dapat selamat dalam suasana asam (termasuk asam lambung) melalui beberapa mekanisme, yang tidak bisa saya jelaskan di sini. Mungkin kelak saya akan menulis artikel khusus mengenai bakteri ini. Jika kita meminum air alkali dengan pH > 7, berarti kita memberikan suasana yang nyaman untuk bakteri Helicobacter pylori, padahal bakteri ini dapat menyebabkan berbagai macam masalah maupun gangguan kesehatan bila berada pada lingkungan yang sesuai / mendukung.


ilustrasi bakteri H. pylori
MITOS SEMBILAN. Mencegah / menunda terjadinya osteoporosis.
Melalui teori yang disebut 'acid forming foods', para pendukung air alkali mengklaim bahwa memakan makanan golongan 'acid forming foods' yang mengandung protein / lemak tinggi (bahkan karbohidrat dan gula) dapat menghasilkan asam sebagai sisa metabolisme. Teori aneh ini juga mengatakan bahwa, untuk menetralisir sisa asam ini, maka tubuh akan 'menarik' kalsium dari dalam tulang sehingga tubuh akan lebih mudah mengalami osteoporosis. Sehingga, supaya mineral kalsium tidak 'diambil' dari tulang, kita harus mengkonsumsi air alkali yang akan menetralisir 'sisa asam' yang dihasilkan dari acid forming foods tadi. Sungguh, teori aneh yang menghasilkan kesimpulan aneh. Memang, teori aneh ini terlihat sungguh 'sederhana' sehingga 'mudah dimengerti'. Faktanya, telah disebutkan bahwa makanan yang mengandung protein / lemak yang digolongkan ke dalam acid forming foods tadi membutuhkan asam lambung untuk proses pencernaannya (sebagaimana disebutkan pada poin satu), sehingga mengkonsumsi air alkali akan mengacaukan proses pencernaan tersebut. Lagipula, tubuh kita melakukan proses biokimia yang sangat kompleks untuk mempertahankan keadaan idealnya (kondisi homeostatis). Makanan yang termasuk dalam 'acid forming foods' memang ada, dan dalam proses pencernaannya akan menghasilkan produk akhir yang biasanya asam (tetapi kadangkala bisa juga basa). Zat asam hasil pencernaan (misal: asam amino, asam lemak, dll.) ini akan diserap dan masuk ke peredaran darah, tetapi dengan cepat akan bereaksi dengan ion bikarbonat (
HCO3 -) di dalam darah yang bertindak sebagai buffer (penyangga) pH, lalu diangkut ke paru - paru untuk 'diuraikan' menjadi air (H2O) dan CO2. CO2 ini akan diekskresikan melalui paru - paru / pernafasan. Sedangkan sisa metabolisme lainnya yang berupa garam akan diekskresikan melalui ginjal, dan dalam proses tersebut akan dihasilkan ion bikarbonat yang baru untuk menggantikan ion yang lama. Dan hal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kalsium dalam tulang. Lagipula, gula, apapun jenisnya (glukosa, laktosa, sukrosa) pada akhirnya akan 'dipecah' menjadi gula sederhana atau monosakarida, seperti glukosa, fruktosa, dkk. Dan senyawa ini (monosakarida) adalah senyawa netral, bukan asam sebagaimana dituduhkan oleh kaum pendukung air alkali.

Lalu, makanan seperti keju (yang tergolong dalam acid forming foods) justru kadangkala dituduh sebagai penyebab osteoporosis oleh pendukung air alkali yang fanatik. Mereka mengklaim bahwa kalsium yang diekskresikan melalui air seni adalah 'buktinya', bahwa acid forming foods ini menarik kalsium dalam tulang untuk menetralisir asam dari keju tersebut. Mereka juga memiliki 'bukti lain' bahwa bahkan mereka yang rajin mengkonsumsi keju dan susu pun (seperti di negara Amerika) rentan terkena osteoporosis. Sebenarnya, ada dua penjelasan ilmiah yang dapat saya berikan untuk meng-counter (menepis / membantah) kedua tudingan ini. Pertama, proses penyerapan kalsium oleh tulang adalah proses yang rumit. Memang, kalsium ini akan diserap oleh darah dan dibawa oleh darah, tetapi penyerapan kalsium oleh tulang bergantung juga pada banyak faktor lainnya, seperti ketersediaan vitamin K2, vitamin D, vitamin C, mineral Magnesium, mikromineral Cu (tembaga) dan Zn (seng) sebagai biokatalisator, dan asam amino seperti lysine, hydroxylysine, proline, hydroxyproline dan glycine. Jadi, intinya, jika anda makan keju atau minum susu atau bahkan suplemen kalsium pun, tidak ada jaminan bahwa tulang anda [akan] dapat menyerap kalsium tersebut. Kalsium yang diserap masuk ke darah tetapi gagal diserap oleh tulang akan dikeluarkan kembali melalui urin / air seni. Jadi, kalsium yang terdapat dalam urin BUKAN berasal dari tulang sebagaimana dituduhkan oleh pendukung fanatik air alkali ; melainkan berasal dari kalsium yang gagal diserap oleh tulang tetapi dibuang kembali karena tidak bisa dimanfaatkan. Lalu, bagaimana dengan orang - orang di Amerika yang gemar memakan makanan tinggi kalsium tetapi tetap menderita osteoporosis? Berdasarkan 'fakta' ini, maka pendukung air alkali 'menciptakan' teori aneh ini (bahwa tulang dapat melepaskan kalsium untuk menetralisir asam dari acid forming foods). Mungkin, para pendukung air alkali ini melupakan (atau tidak mengetahui) penjelasan saya barusan. Juga, fakta bahwa orang Jepang juga gemar mengkonsumsi susu, tetapi mengapa mereka tidak mengalami osteoporosis? Mengapa orang Amerika yang rawan mengalami osteoporosis? Jawabannya terletak pada kebiasaan makan mereka. Orang Amerika seringkali mengkonsumsi susu dengan cereal, dan mereka juga suka mengkonsumsi keju dengan roti. Hal ini memang enak, dan sepintas memang terlihat kaya akan nutrisi, tetapi mereka melupakan yang namanya INTERAKSI makanan. Interaksi tidak hanya terjadi pada obat - obatan kimia saja, tetapi bisa terjadi pada banyak hal: bahan makanan, bumbu, rempah - rempah, minuman, suplemen, dll. Molekul karbohidrat kompleks (fiber) yang terdapat pada gandum (dalam kasus ini adalah roti dan cornflakes) dapat membentuk ikatan kimia dengan kalsium, menghasilkan suatu senyawa organik kompleks yang tidak dapat diserap oleh tubuh (usus), sehingga kalsium yang terdapat dalam makanan / minuman akan terbuang melalui feses. Demikian pula dengan oatmeal yang terbuat dari gandum, walaupun efektif mengikat kolesterol tetapi juga menghalangi penyerapan kalsium. Untuk list lengkapnya dapat dilihat di sini. Jika usus tidak dapat menyerap kalsium, bagaimana mungkin tulang bisa memanfaatkannya (menyerap)? Sedangkan jikalau usus mampu menyerap kalsium pun, belum tentu tulang mampu menyerapnya (berdasarkan teori yang saya paparkan sebelumnya). Hal inilah yang menjelaskan mengapa, orang di Amerika lebih rentan mengalami osteoporosis sementara orang Jepang tidak ; padahal orang di kedua negara tersebut sama - sama menyukai susu. Jadi, makanan yang kaya akan nutrisi pun tidak akan berguna jika tidak dapat diserap lalu dimanfaatkan oleh tubuh. Begitu intinya.

Berdasarkan pembahasan di atas, telah dijelaskan bahwa sebagian besar makanan yang banyak mengandung protein justru malah akan membantu proses penyerapan kalsium oleh tulang. Hal ini terjadi karena pada proses pencernaan, protein akan 'dipotong - potong' menjadi asam amino oleh enzim. Selanjutnya, beberapa jenis asam amino [dan vitamin] akan berperan penting dalam mendukung proses penyerapan kalsium oleh tulang. Memang ada beberapa pengecualian, seperti kacang kedelai dan [hampir] seluruh produk turunannya, seperti tahu dan susu kedelai, yang mengandung senyawa asam oksalat, yang dapat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium oksalat (CaC2O4) yang tak larut sehingga tak dapat diserap oleh usus. Walaupun kedelai kaya akan nutrisi seperti protein dan lainnya, ada kemungkinan bahwa kedelai dapat mengganggu penyerapan kalsium (kecuali pada témpé dan yoghurt susu kedelai yang kandungan oksalatnya rendah). Tetapi, mengingat nutrisi lainnya yang juga tak kalah baiknya, tentunya jangan jadikan ini sebagai halangan untuk mengkonsumsi kedelai.


Keton Katon Bagaskara, penyanyi favorit saya sejak jaman SMP, mengalami
patah tulang setelah terjatuh di tahun 2013. Gejala osteoporosiskah?
(sumber: cumicumi.com)
MITOS SEPULUH. Memperlambat proses penuaan. Secara logika, proses penuaan dapat diperlambat selama sel tubuh yang rusak dapat diregenerasi (digantikan) oleh sel - sel baru. Agar tubuh dapat terus membentuk sel - sel baru, maka metabolisme sel tubuh dan penyerapan nutrisi harus baik. Agar metabolisme tubuh dapat berjalan dengan baik, ada beberapa kuncinya: istirahat yang cukup, berolahraga yang teratur, pengendalian stress, terhindar dari polusi, makan dengan benar (makan pada waktu yang tepat, dengan cara makan yang benar, porsi cukup, gizi seimbang, dan kombinasi makanan yang benar), serta pencernaan yang sehat. Jadi, bahkan jikalau air alkali memang benar berkhasiat, air alkali sendiri tidak akan cukup untuk membuat kita awet muda. Selain itu, mengingat potensi bahaya yang dimiliki oleh air alkali yang sudah dijelaskan panjang lebar tadi, sulit dipercaya bahwa air alkali dapat memperlambat proses penuaan. 

jika ingin tahu mengenai resep awet muda, tanyakanlah pada ahlinya
(sumber: cumicumi.com)
SEBELAS. Mengobati diabetes.
Di Jepang, air alkali digunakan secara luas di banyak rumah sakit sebagai suatu terapi standar terhadap pasien diabetes, dan hasilnya tampaknya memuaskan. Selain itu, penelitian mengenai terapi air alkali untuk menyembuhkan penyakit diabetes juga cukup banyak dilakukan di Jepang, dan publikasi maupun seminar ilmiahnya juga cukup banyak. Sementara publikasi dalam bahasa Inggris mengenai efek positif air alkali terhadap kesehatan manusia jumlahnya masih sangat sedikit. Adapula blog berisi kesaksian mengenai kesembuhan setelah mengkonsumsi air alkali, yang dapat dibaca di sini (dalam bahasa Jepun). Oleh karena terdapat beberapa publikasi ilmiah seputar khasiat air alkali untuk diabetes, maka klaim pendukung air alkali mengenai khasiatnya yang dapat menyembuhkan diabetes MUNGKIN dapat diterima. Hanya saja, walaupun klaim ini benar, tetapi pertanyaan selanjutnya adalah, air alkali yang bagaimana yang dapat menyembuhkan penyakit diabetes? Apakah hanya air dengan pH > 7? Tentunya tidak sesederhana itu. Mungkin topik ini akan saya 'angkat' untuk artikel saya selanjutnya. Mungkin loh yah....


walaupun air sabun memang memiliki pH > 7, tetapi
jangan pernah sekali - sekali meminumnya....!!
(kalo sampe nekat, resiko tanggung sendiri...!!)
PENUTUP
Mengingat bahwa ternyata air alkali ternyata memiliki beberapa manfaat (walaupun manfaatnya tidak sebanyak klaimnya), ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika anda memang ingin mengkonsumsi air alkali, yaitu :
  1. Jangan mengkonsumsi air alkali dengan pH > 9.5.
  2. Jangan mengkonsumsi air alkali melebihi 1 L setiap harinya.
  3. Air alkali harus dikonsumsi minimal 45 menit sebelum makan dan 2 jam sesudah makan, termasuk buah.
  4. Jangan memakan / meminum obat dengan air alkali.
  5. Jangan menggunakan air alkali untuk membuat jus, kopi, ataupun untuk memasak.
  6. Untuk mereka yang mengalami gangguan ginjal, harap dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu.
  7. Tidak semua air alkali berguna bagi kesehatan. Air alkali yang [mungkin] berguna bagi kesehatan adalah air alkali yang termasuk dalam golongan ERW (Electrolyzed Reduced Water) atau AIW (Alkaline Ionized Water)
  8. Air alkali yang baik adalah air alkali yang memiliki nilai ORP (Oxidation - Reduction Potential) yang negatif, yang berkisar antara -150 sampai -400mV.
  9. Air alkali yang baik adalah air alkali yang mengandung Hidrogen (H2) terlarut.
  10. Konsumsilah air alkali dengan segera (maksimum 1 jam) setelah membuka kemasannya.
Terima kasih telah berkenan 'mampir' dan membaca tulisan di blog saya ini. Tulisan ini bagaimanapun merupakan pendapat saya pribadi, jadi tentu saja ada unsur subjektivitasnya, walaupun saya selalu berusaha untuk mengutamakan obyektivitas. Jika anda tidak setuju atau ingin bertanya, silahkan merespons di bagian 'komentar'. Ingatlah, komentar anda mencerminkan karakter anda.


P.S.:
Jika ingin mengutip sebagian artikel ini, anda dipersilahkan melakukannya. Tetapi, harap dituliskan sumbernya. Dibutuhkan waktu cukup lama untuk menulis artikel ini, jadi hargailah hasil dan hak intelektual milik orang lain. Terima kasih telah mengunjungi blog ini.


Referensi:
http://www.dietdoctor.com/lose-weight-by-achieving-optimal-ketosis
http://www.webmd.com/diabetes/type-1-diabetes-guide/what-is-ketosis?page=2
http://www.jbc.org/content/87/3/651.full.pdf
http://inhumanexperiment.blogspot.co.id/2009/09/two-brave-men-who-ate-nothing-but-meat.html
http://www.cystinuria.com/articles/urinary-alkalization/
http://www.metaboliceffect.com/blood-urea-nitrogen-what-it-is-why-is-yours-high-or-low/
http://www.diagnosisdiet.com/food/protein/
http://www.healthline.com/health/urine-ph#Procedure3
http://www.curezone.org/forums/am.asp?i=1259515
http://www.healthline.com/health/alkalosis#Symptoms3
http://chriskresser.com/the-ph-myth-part-1/
https://sciencebasedpharmacy.wordpress.com/.../your.../
http://www.livestrong.com/article/544580-what-happens-to-lactic-acid-after-exercise/
http://paleoleap.com/acid-alkaline-balance-paleo/
http://jonnybowden.com/alkaline-myths/
http://www.metaboliceffect.com/blood-urea-nitrogen-what-it-is-why-is-yours-high-or-low/
http://www.ketogenic-diet-resource.com/ketosis.html
http://www.oralcancerfoundation.org/complications/candida-infection.php
http://www.kangenwater.hk/more...htm
http://www.healthalkaline.com/scientist-explains-benefits-of-hydrogen-rich-alkaline-water/
http://www.drlwilson.com/articles/ALKA.%20WATER.htm 

2 comments:

  1. Wah baru tau ni mas ternyata minumnya ada aturannya juga ya..terima kasib infonya mas Thomas

    ReplyDelete
  2. Mau Dapatkan Uang Dengan Mudah...
    Situs Judi Poker Online Uang Asli dan Deposit Pulsa Paling Hoki dan Gampang

    menang.

    ReplyDelete