Tuesday, January 26, 2016

30 Fakta Unik Seputar Jepang (Part I)

kategori: seputar Jepun

Dear readers, terima kasih atas kesediaannya untuk mampir ke blog ini. Kali ini, berbeda dengan postingan - postingan sebelumnya, saya akan ngebahas tentang fakta - fakta unik seputar Jepang. Sebenernya, pertama kali tujuan membuat blog ini adalah supaya saya bisa ngebahas banyak hal seputar Jepun, tapi jadinya malah nyasar and ngebahas hal - hal lain. Tapi gapapalah, toh sama - sama bisa bermanfaat bagi pembacanya, ya gag sih? Memang ada banyak banget sih fakta - fakta unik dan menarik seputar Jepang yang ditulis di berbagai blog maupun Facebook page, mulai dari kereta di Jepang yang super tepat (btw, kereta Singapore lebih tepat, loh... Jepun itu ketepatannya sekitar 土1 menit, sedangkan Singapore bisa sampai 土10 detik), penduduk umur 100 tahun terbanyak di dunia, dll., tetapi saya akan mencoba menulis 30 hal yang [menurut saya] layak buat ditulis, tetapi tidak ditulis di blog lain. Tanpa menunggu lama, berikut ulasannya.

1. Perpaduan Serasi Unsur Modern & Tradisional
Tidak bisa dipungkiri, Jepang adalah negara maju dan modern. Banyak alat - alat dan teknologi canggih yang diciptakan oleh negeri Sakura ini. Tetapi, satu hal yang menjadikan Jepang negara yang dikagumi adalah komitmen pemerintah maupun masyarakatnya untuk menghargai dan memelihara warisan leluhurnya, juga perpaduan antara unsur modern dan tradisionalnya. Jika kita menjelajahi Jepang, kita bisa melihat bahwa di tempat - tempat tertentu, ada kastil berusia ratusan tahun yang terletak di dekat gedung bertingkat. Atau sawah yang ditanami padi yang menghijau yang terletak tepat di sebelah pabrik mobil yang besar. Atau kimono yang dipakai dalam acara - acara resmi tertentu. Inilah yang membuat saya kagum kepada Jepang, walaupun jauh di lubuk hati yang terdalam sebenarnya saya tetap mencintai Indonesia. Jauh di lubuk hati yang terdalam... 


Kastil Nagoya dengan latar belakang gedung tinggi
(sumber: Internet)
2. Dibayar Untuk Mendorong Orang
Di stasiun - stasiun kereta maupun subway di Tokyo, ada petugas yang dibayar khusus untuk mendorong penumpang agar bisa masuk ke dalam kereta pada jam - jam sibuk. Petugas ini disebut oshiya (押し屋). Bagi orang Indonesia (terutama Jakarta) yang pernah merasakan bagaimana menderitanya ketika naik commuter line, penderitaan ini tidak ada apa - apanya dibandingkan dengan jika harus naik kereta di Tokyo pada jam sibuk. Percayalah.... Hanya saja, jika di Jepang para wanita yang naik kereta dan ikut berdesak - desakan hampir semuanya cantik, hehehe.... 


oshiya-san di sebuah stasiun kereta di Tokyo (sumber: Internet)
Btw, di Jepang, pada saat naik eskalator, ada aturan tak tertulis bahwa salah satu sisi diperuntukkan untuk mereka yang sedang tidak terburu - buru, sedangkan sisi lainnya diperuntukkan bagi mereka yang sedang terburu - buru. Mengenai sisi yang mana untuk siapa, ini tergantung pada daerahnya. Misalnya, di Nagoya orang akan berdiri di sisi kiri eskalator sementara orang yang berjalan akan menggunakan sisi kanan, sedangkan di Osaka orang akan berdiri di sisi kanan eskalator sementara orang yang berjalan akan menggunakan sisi kirinya.

3. Barang Normal Dengan Harga Kagak Masuk Akal
Banyak orang yang berpendapat bahwa Jepang adalah negara termahal di dunia. Tetapi semahal apa sih harga barang - barang yang dijual di Jepang itu? Beberapa barang di Jepang yang dapat ditemukan di Indonesia (dan negara lainnya) dijual di Jepang dengan harga yang tidak masuk akal. Sebagai contoh, harga rice cooker yang dijual di Jepang dapat mencapai harga JP¥ 117,600 (Rp 13.6 juta) atau lebih, sementara harga melon dan semangka dapat mencapai JP¥ 21,000 (Rp 2.4 juta) atau lebih per buahnya. Untung ané kagak suka melon sama semangka....


rice cooker yang harganya sama dengan harga motor di Indonesia
(sumber: dokumen pribadi)

melon dan semangka seharga JP¥ 21,000
(sumber: Internet)
Kalau kamu pikir bahwa semangka seharga JP¥ 21,000 (Rp 2.4 juta) ini sudah sangat mahal, eitsss.... tunggu dulu. Cobalah lihat semangka yang satu ini. Kamu bisa beli mobil kalau punya semangka yang kayak gini.

semangka Jepang seharga Rp 139juta (kurs US$ 1 = Rp 13,890)
(sumber: Internet)
4. Semua Orang Berjiwa Muda
Di Jepang, tuntutan dan beban kerja yang tinggi, makanan dengan menu yang seimbang dan sehat, tingkat penghasilan yang tinggi, ditambah lagi hiburan apa saja yang tersedia, membuat masyarakatnya selalu memiliki jiwa muda, tak peduli berapapun umurnya. Contohnya adalah kakek dari Tokyo ini, yang selalu merasa bahwa dirinya adalah seorang ABG.

umur boleh tua, yang penting semangat harus tetap muda
(sumber: Internet)

Sisi negatifnya, karena orang Jepun pensiun pada usia yang sangat tua (65 tahun, tetapi mereka dapat memutuskan untuk tetap / kembali bekerja jika mau), maka para pekerja di Jepang sangat sulit untuk mendapatkan kenaikan pangkat, walaupun mereka berada di usia produktif. Akibatnya, sangatlah sulit untuk mendapatkan kenaikan gaji kecuali dengan cara bekerja lebih lama alias lembur.

banyaknya tenaga kerja tua yang menolak pensiun
menyebabkan pekerjaan menjadi sulit didapat
(sumber: 最近、妹の様子がちょっとおかしいんだ)
5. Kantong Plastik Tidak Gratis
Jika kamu berbelanja di supermarket di Jepang, kamu akan di-charge minimal JP¥ 5 

(Rp 600) untuk setiap kantong plastik yang kamu minta. Sehingga, ketika berbelanja, seringkali orang Jepang membawa kantong plastik sendiri, atau membawa tas khusus untuk memuat barang belanjaannya.

6. Mesin Kasir Tanpa Kasir
Di supermarket yang besar, belanjaan yang kita beli bisa dibayar tanpa harus melalui kasir. Caranya, kita men-scan sendiri barcode dari barang - barang yang kita beli, dan membayar sejumlah yang diminta / tertera pada layar. Jika pembayaran kita berlebih, mesin ini akan bisa mengeluarkan uang kembalian secara otomatis. Mesin yang bernama 'jidou reji' (自動レジ) ini cukup praktis, terutama jika kita hanya membeli barang dalam jumlah sedikit. Kalau alat ini digunakan di Indonesia, kira - kira mungkin gag ya, pakai ini? Pasti bakal banyak yang kagak bayar, hehehehe....



mesin kasir otomatis yang terdapat pada sebuah supermarket
(sumber: Internet)
 
7. Ayam Goreng Waktu Natal
Percaya atau tidak, orang Jepang merayakan Natalan (walaupun agama mereka bukan Kristen) dengan membeli dan makan ayam goreng ala KFC. Lah, koq bisa begitu? Entahlah. Mungkin sama seperti di Indonesia, kenapa kalo Lebaran kudu makan lontong? Yang pasti, ketika menjelang Natal, harga makanan / paket di KFC menjadi naik gila - gilaan, sebagai contoh paket ayam + kentang + soft drink saja sampai JP¥ 2,800 

(Rp 325,000). 
contoh promosi KFC pada saat Natal
(sumber: website KFC Jepang)

Karena saya sudah terpengaruh dengan budaya 'Natalan ala Jepun', tetapi kagak ikhlas jika harus keluar uang sebanyak itu hanya untuk ayam goreng crispy, akhirnya saya membeli fried chicken di supermarket seharga JP¥ 200 sepotong (saya membeli 2 pieces), ditambah soft drink 1 L dan kentang goreng beku yang [akan] digoreng sendiri, totalnya cuman habis JP¥ 900 bisa makan buat berdua sampai sore. Lebih hemat, maklum anak kos....  Huhuy......

menjelang hari Natal, fried chicken banyak dijual di supermarket
(sumber: dokumen pribadi)
8. Hotdog Isi Mie Goreng, Burger Isi Perkedel
Makanan yang tidak lazim dijumpai di Indonesia ini dijual dengan harga sekitar JP¥ 100 ~ 160 (Rp 11,600 ~ 18,600) per buahnya. Makanan ini termasuk murah jika dilihat dari nilai kalorinya (memiliki nilai kalori tinggi, walaupun nilai gizinya rendah), sehingga hanya dengan memakan 1 atau 2 buah roti ini untuk makan siang saja sudah cukup bikin perut kenyang. Roti yang menyerupai hotdog ini disebut 'yakisoba pan' (焼きそばパン), sedangkan yang menyerupai burger disebut 'koro
kké pan' (コロッケパン ; croquette bun).

(A) yakisoba pan dan (B) korokké pan
(sumber: dokumen pribadi)
9. Témpura 
Témpura di Jepang mungkin mirip dengan cemilan gorengan yang banyak dijumpai di Indonesia. Dan penampakkannya pun mirip, yaitu digoreng dengan tepung. Hanya jenisnya saja yang berbeda. Di Jepang, témpura yg lazim dijual adalah ika (cumi - cumi), ébi (udang), gurukun (ikan), imo (ubi), nasu (terong), kabocha (labu), shōga (jahe), dan lain - lain. Harganya bervariasi antara JP¥ 80 ~ 130 (Rp 9,300 ~ Rp 15,000), tergantung pada jenis, ukuran, dan lokasi di mana témpura dijual. Satu biji goréngan (témpura) di Jepun sama dengan 15 biji gorengan di Indonesia. Sedih ya.... T_T

beragam témpurayang dijual di sebuah corner di supermarket
(sumber: dokumen pribadi)

10. Teh Tanpa Gula
Jika kamu membeli teh dalam kemasan botol di Jepang, baik melalui mesin penjual otomatis (自動販売機 : jidō hambaiki) maupun di toko swalayan atau supermarket, hampir pasti teh yang kamu beli tidak mengandung gula, kecuali untuk milk tea. Memang rasanya menyedihkan, karena teh tanpa gula ibarat belahan jiwa yang tidak bisa dipisahkan (apaan sih?? GJ banget...), tetapi kalau dipikir - pikir, ya memang bagus untuk kesehatan juga sih.... 


contoh téh yang dijual di sebuah supermarket
(sumber: dokumen pribadi)


Btw, ada banyak sekali jenis teh di Jepang, dari ocha, kotcha, oolong-cha, jasmine-cha, mugi-cha, ryoku-cha, kōn-cha, kombu-cha, dan lain-lain. Lalu apa persamaannya? Sama - sama gag pake gula.... Soalnya, yang jual udah manis, sih...  >_<

11. Pembeli Setia dan Karyawan Berdedikasi Tinggi

Tidak hanya kantor polisi dan pemadam kebakaran, di Jepang banyak toko swalayan dan tempat makan yang buka 24 jam sehari, 365 hari setahun. Jika mereka berjanji untuk buka 24 jam sehari 365 hari setahun (ditandai dengan tulisan 年中無休 : nénjūmukyū pada pintu), maka mereka akan konsisten, tidak peduli apapun dan bagaimanapun keadaan di sekitarnya. Hal ini dilakukan sebagai komitmen mereka terhadap para pembeli setianya, yang juga / akan selalu datang secara rutin pada waktu tertentu, tak peduli halangan dan rintangan apapun yang menghadang, demi pergi ke tempat makan favoritnya, sang pembeli pun akan rela walau harus mendaki lautan menyeberangi gunung (sori lebay). 

walaupun banjir menghadang, bisnis tetap jalan tanpa terhalang
(sumber: dokumen pribadi)

12. Kolam Renang Dadakan
Jepang adalah sebuah negara yang juga sangat terkenal akan kebersihannya. Air di Jepang dapat langsung diminum. Ikan - ikan hidup di sungai yang sangat jernih. Air dari selokan dapat dipakai untuk mengairi padi di sawah. Lantas, bagaimana kalau Jepang banjir? Walaupun tidak terjadi di semua tempat, karena Jepang memiliki sistem pencegahan dan penanggulangan banjir yang baik, ada kalanya banjir tetap dapat terjadi. Percaya atau tidak, inilah keadaan di suatu tempat di Jepang ketika sedang tergenang air.


terowongan pejalan kaki bawah tanah yang tergenang banjir
(sumber: Internet)

Kalau hal ini (banjir dengan air yang jernih) sampai terjadi di Indonesia, pasti sudah ada yang berenang, mancing, nyuci baju, keramas, dll. 

13. Hotel Liliput
Harga tanah yang super mahal, terutama di Tokyo, membuat pihak pengusaha harus kreatif dalam mengoptimalkan lahan yang ada. Karena sebagian besar pekerja di Jepang (khususnya Tokyo) harus bekerja sampai tengah malam untuk mencukupi biaya hidupnya yang mahal, sedangkan kereta akan berhenti beroperasi setelah jam 12:30 malam (kalo gag salah), maka karyawan yang tidak dapat pulang ke rumah [karena ketinggalan kereta dsb.] ini hanya membutuhkan tempat sederhana untuk tidur. Sehingga, ditawarkanlah konsep 'hotel kapsul' yang murah meriah tetapi nyaman, dengan tarif mulai dari JP¥ 2,500 (Rp 290,000) per 9 jam. Dalam perkembangannya, hotel kapsul ini juga menjadi alternatif bagi para backpacker yang berpetualang di Jepang, khususnya di Tokyo.

contoh hotel kapsul di Tokyo
(sumber: Internet)

14. Orang Yang Ramah
Harus diakui, berdasarkan pengalaman pribadi saya 'berpetualang', mungkin orang Jepang adalah orang yang paling ramah, terutama dalam melayani pelanggan. Mereka tidak pernah merasa bosan atau marah walaupun ditanyakan sesuatu hal yang sama berulang - ulang. Berbeda sekali dengan yang saya rasakan di Indonesia ketika berada di loket pajak. Ketika saya bertanya sesuatu, pegawai pajak tersebut menjawab dengan nada tingi, "Lah 'kan udah saya bilang, bla-bla-bla....". Lah, wong 'ngoongnya enggag ke saya koq, udah bilang apaan..... Hal ini sangat berbeda sekali dengan yang saya alami di Jepang. Walaupun sifat / karakter di dalamnya bisa sangat berbeda dengan kenampakkan luarnya (kapan - kapan saya akan ulas), tetapi hampir semua selalu melayani dengan setulus hati, tidak pernah bosan [walaupun selalu ditanya itu - itu juga], dan selalu tersenyum. Secara umum hal ini menimbulkan dampak yang baik. Setiap orang akan merasa bahwa mereka dihargai, sehingga mood mereka akan baik, dan mempengaruhi keseharian mereka. Dan tentunya citra inilah yang dirasakan oleh wisatawan asing, dan kemudian diceritakan oleh para wisatawan maupun mereka yang pernah tinggal di Jepang, sekembalinya mereka ke negara asalnya.


staf pameran yang tidak hanya murah senyum, tetapi
juga bersedia diajak berfoto bersama (sumber: dokumen pribadi)

Jika diperhatikan dengan lebih cermat, misalnya untuk suatu toko swalayan di Indonesia (misalkan Ind*maret) dengan 6 karyawan, maka di Jepang hanya membutuhkan 2 karyawan untuk luas yang sama. Dan kerja mereka akan lebih berat: mulai dari membersihkan jendela dan lantai, menyapu tempat parkir, membuang sampah, mengatur dan melihat stok barang, menempelkan harga, melayani pembeli, menjadi kasir, dll. Tetapi mereka bisa melakukannya dengan cekatan, dan masih bisa tersenyum ramah. 

para penjaga sebuah toko swalayan di Jepang yang ramah
(sumber: Seven Eleven Japan)

Andai di Indonesia bisa seperti ini. Gag perlu lah pakai tulisan "gratis gula pasir 1/4 kg jika staf kami tidak memberikan senyuman kepada anda". Tapi gapapa juga deh. Soalnya nyokap ané  kalau belanja [hampir] selalu tersenyum sama kasir sebuah toko swalayan di dekat rumah sambil bertanya, "gulanya mana??". Habis, orangnya juték abis sih....

15. Bertani dan Berkebun di Kantor
Sempitnya lahan tidak menjadikan orang Jepang untuk rela meninggalkan tradisinya sebagai bangsa agraris. Dengan lahan yang super terbatas, terutama di kota besar di Tokyo, mereka mampu 'menyulap' kantor menjadi lahan bercocok tanam. Sebagai contoh, di gedung perusahaan PASONA Japan, sebuah perusahaan outsourcing, mereka mengklaim telah menanam 200 jenis tanaman, baik di luar maupun di dalam kantor mereka. Berikut adalah penampakkan kantor mereka dari luar:

 
kenampakkan gedung PASONA di Tokyo, Jepang
(sumber: Internet)


Bertanam di dalam gedung memang memiliki kekurangan, seperti membutuhkan konstruksi khusus, memerlukan investasi awal yang jauh lebih besar, menyulitkan dalam segi pemeliharaan kebersihan ; tetapi pada akhirnya mampu mengkontribusikan banyak keuntungan, seperti total areal penanaman yang justru menjadi lebih besar dibandingkan dengan penanaman langsung di tanah, ketersediaan Oksigen pada siang hari (jam kantor), tanaman bisa ditanam pada musim apapun (jika ditanam langsung di tanah, pada musim dingin maka ada tanaman yang tidak dapat ditanam), meminimalisir efek SBS (sick building syndrome), suatu fenomena yang banyak dikeluhkan oleh pekerja kantoran di Jepang, 'menangkap' radiasi inframerah secara efektif pada musim panas sehingga mengurangi energi yang diperlukan oleh AC untuk meng-counter efek panas yang diradiasikan balik oleh inframerah, memberikan aura positif sehingga memberikan dampak positif pula bagi psikologi maupun kinerja karyawannya, beberapa tanaman yang menghasilkan bunga dengan warna / aroma yang baik juga akan membantu memelihara mood karyawan sehingga bisa lebih kreatif dan berprestasi, penyakit dan hama tanaman lebih mudah dikendalikan, dan lain sebagainya. Untuk galeri foto dapat dilihat di sini.

suasana interior gedung PASONA di Tokyo, Jepang
(sumber: Internet)


Inilah 15 fakta unik seputar Jepang yang bisa saya tuliskan di BAGIAN PERTAMA ini. Di bagian kedua, saya akan ulas 15 hal unik lain yang pastinya tidak kalah menariknya dengan yang ditulis di bagian pertama, seperti:
* di Jepang Miyabi itu terkenal gag sih? Kalau iya, sebagai apa?
* kehidupan sehari - hari siswa - siswi di Jepang itu apa aja sih?
* bener gag sih, kalau harga anak anjing di Jepang itu lebih mahal daripada harga mobil?
* anak - anak di Jepang kalau punya waktu luang, mainnya kayak apa sih?
* 'ritual' menikah yang hanya ada di Jepang itu seperti apa ya?
 

Ingin tahu lebih lanjut...?? Silahkan klik di sini....  へへ

P.S.:
Jika anda ingin berkomentar, anda dipersilahkan untuk mengomentari artikel ini, dengan berpedoman pada etika dan kesopanan. Ingat, komentar anda menunjukkan karakter dan IQ anda. Jika ingin men-share artikel ini, silahkan melakukannya (saya akan senang sekali). Jika ingin mengutip sebagian dari artikel ini, anda juga dipersilahkan melakukannya. Tetapi, harap dituliskan sumbernya. Dibutuhkan waktu cukup lama untuk menulis artikel ini, jadi hargailah hasil dan hak intelektual milik orang lain. Terima kasih telah mengunjungi blog ini.

1 comment: