Tuesday, January 26, 2016

30 Fakta Unik Seputar Jepang (Part I)

kategori: seputar Jepun

Dear readers, terima kasih atas kesediaannya untuk mampir ke blog ini. Kali ini, berbeda dengan postingan - postingan sebelumnya, saya akan ngebahas tentang fakta - fakta unik seputar Jepang. Sebenernya, pertama kali tujuan membuat blog ini adalah supaya saya bisa ngebahas banyak hal seputar Jepun, tapi jadinya malah nyasar and ngebahas hal - hal lain. Tapi gapapalah, toh sama - sama bisa bermanfaat bagi pembacanya, ya gag sih? Memang ada banyak banget sih fakta - fakta unik dan menarik seputar Jepang yang ditulis di berbagai blog maupun Facebook page, mulai dari kereta di Jepang yang super tepat (btw, kereta Singapore lebih tepat, loh... Jepun itu ketepatannya sekitar 土1 menit, sedangkan Singapore bisa sampai 土10 detik), penduduk umur 100 tahun terbanyak di dunia, dll., tetapi saya akan mencoba menulis 30 hal yang [menurut saya] layak buat ditulis, tetapi tidak ditulis di blog lain. Tanpa menunggu lama, berikut ulasannya.

1. Perpaduan Serasi Unsur Modern & Tradisional
Tidak bisa dipungkiri, Jepang adalah negara maju dan modern. Banyak alat - alat dan teknologi canggih yang diciptakan oleh negeri Sakura ini. Tetapi, satu hal yang menjadikan Jepang negara yang dikagumi adalah komitmen pemerintah maupun masyarakatnya untuk menghargai dan memelihara warisan leluhurnya, juga perpaduan antara unsur modern dan tradisionalnya. Jika kita menjelajahi Jepang, kita bisa melihat bahwa di tempat - tempat tertentu, ada kastil berusia ratusan tahun yang terletak di dekat gedung bertingkat. Atau sawah yang ditanami padi yang menghijau yang terletak tepat di sebelah pabrik mobil yang besar. Atau kimono yang dipakai dalam acara - acara resmi tertentu. Inilah yang membuat saya kagum kepada Jepang, walaupun jauh di lubuk hati yang terdalam sebenarnya saya tetap mencintai Indonesia. Jauh di lubuk hati yang terdalam... 


Kastil Nagoya dengan latar belakang gedung tinggi
(sumber: Internet)
2. Dibayar Untuk Mendorong Orang
Di stasiun - stasiun kereta maupun subway di Tokyo, ada petugas yang dibayar khusus untuk mendorong penumpang agar bisa masuk ke dalam kereta pada jam - jam sibuk. Petugas ini disebut oshiya (押し屋). Bagi orang Indonesia (terutama Jakarta) yang pernah merasakan bagaimana menderitanya ketika naik commuter line, penderitaan ini tidak ada apa - apanya dibandingkan dengan jika harus naik kereta di Tokyo pada jam sibuk. Percayalah.... Hanya saja, jika di Jepang para wanita yang naik kereta dan ikut berdesak - desakan hampir semuanya cantik, hehehe.... 


oshiya-san di sebuah stasiun kereta di Tokyo (sumber: Internet)
Btw, di Jepang, pada saat naik eskalator, ada aturan tak tertulis bahwa salah satu sisi diperuntukkan untuk mereka yang sedang tidak terburu - buru, sedangkan sisi lainnya diperuntukkan bagi mereka yang sedang terburu - buru. Mengenai sisi yang mana untuk siapa, ini tergantung pada daerahnya. Misalnya, di Nagoya orang akan berdiri di sisi kiri eskalator sementara orang yang berjalan akan menggunakan sisi kanan, sedangkan di Osaka orang akan berdiri di sisi kanan eskalator sementara orang yang berjalan akan menggunakan sisi kirinya.

3. Barang Normal Dengan Harga Kagak Masuk Akal
Banyak orang yang berpendapat bahwa Jepang adalah negara termahal di dunia. Tetapi semahal apa sih harga barang - barang yang dijual di Jepang itu? Beberapa barang di Jepang yang dapat ditemukan di Indonesia (dan negara lainnya) dijual di Jepang dengan harga yang tidak masuk akal. Sebagai contoh, harga rice cooker yang dijual di Jepang dapat mencapai harga JP¥ 117,600 (Rp 13.6 juta) atau lebih, sementara harga melon dan semangka dapat mencapai JP¥ 21,000 (Rp 2.4 juta) atau lebih per buahnya. Untung ané kagak suka melon sama semangka....


rice cooker yang harganya sama dengan harga motor di Indonesia
(sumber: dokumen pribadi)

melon dan semangka seharga JP¥ 21,000
(sumber: Internet)
Kalau kamu pikir bahwa semangka seharga JP¥ 21,000 (Rp 2.4 juta) ini sudah sangat mahal, eitsss.... tunggu dulu. Cobalah lihat semangka yang satu ini. Kamu bisa beli mobil kalau punya semangka yang kayak gini.

semangka Jepang seharga Rp 139juta (kurs US$ 1 = Rp 13,890)
(sumber: Internet)
4. Semua Orang Berjiwa Muda
Di Jepang, tuntutan dan beban kerja yang tinggi, makanan dengan menu yang seimbang dan sehat, tingkat penghasilan yang tinggi, ditambah lagi hiburan apa saja yang tersedia, membuat masyarakatnya selalu memiliki jiwa muda, tak peduli berapapun umurnya. Contohnya adalah kakek dari Tokyo ini, yang selalu merasa bahwa dirinya adalah seorang ABG.

umur boleh tua, yang penting semangat harus tetap muda
(sumber: Internet)

Sisi negatifnya, karena orang Jepun pensiun pada usia yang sangat tua (65 tahun, tetapi mereka dapat memutuskan untuk tetap / kembali bekerja jika mau), maka para pekerja di Jepang sangat sulit untuk mendapatkan kenaikan pangkat, walaupun mereka berada di usia produktif. Akibatnya, sangatlah sulit untuk mendapatkan kenaikan gaji kecuali dengan cara bekerja lebih lama alias lembur.

banyaknya tenaga kerja tua yang menolak pensiun
menyebabkan pekerjaan menjadi sulit didapat
(sumber: 最近、妹の様子がちょっとおかしいんだ)
5. Kantong Plastik Tidak Gratis
Jika kamu berbelanja di supermarket di Jepang, kamu akan di-charge minimal JP¥ 5 

(Rp 600) untuk setiap kantong plastik yang kamu minta. Sehingga, ketika berbelanja, seringkali orang Jepang membawa kantong plastik sendiri, atau membawa tas khusus untuk memuat barang belanjaannya.

6. Mesin Kasir Tanpa Kasir
Di supermarket yang besar, belanjaan yang kita beli bisa dibayar tanpa harus melalui kasir. Caranya, kita men-scan sendiri barcode dari barang - barang yang kita beli, dan membayar sejumlah yang diminta / tertera pada layar. Jika pembayaran kita berlebih, mesin ini akan bisa mengeluarkan uang kembalian secara otomatis. Mesin yang bernama 'jidou reji' (自動レジ) ini cukup praktis, terutama jika kita hanya membeli barang dalam jumlah sedikit. Kalau alat ini digunakan di Indonesia, kira - kira mungkin gag ya, pakai ini? Pasti bakal banyak yang kagak bayar, hehehehe....



mesin kasir otomatis yang terdapat pada sebuah supermarket
(sumber: Internet)
 
7. Ayam Goreng Waktu Natal
Percaya atau tidak, orang Jepang merayakan Natalan (walaupun agama mereka bukan Kristen) dengan membeli dan makan ayam goreng ala KFC. Lah, koq bisa begitu? Entahlah. Mungkin sama seperti di Indonesia, kenapa kalo Lebaran kudu makan lontong? Yang pasti, ketika menjelang Natal, harga makanan / paket di KFC menjadi naik gila - gilaan, sebagai contoh paket ayam + kentang + soft drink saja sampai JP¥ 2,800 

(Rp 325,000). 
contoh promosi KFC pada saat Natal
(sumber: website KFC Jepang)

Karena saya sudah terpengaruh dengan budaya 'Natalan ala Jepun', tetapi kagak ikhlas jika harus keluar uang sebanyak itu hanya untuk ayam goreng crispy, akhirnya saya membeli fried chicken di supermarket seharga JP¥ 200 sepotong (saya membeli 2 pieces), ditambah soft drink 1 L dan kentang goreng beku yang [akan] digoreng sendiri, totalnya cuman habis JP¥ 900 bisa makan buat berdua sampai sore. Lebih hemat, maklum anak kos....  Huhuy......

menjelang hari Natal, fried chicken banyak dijual di supermarket
(sumber: dokumen pribadi)
8. Hotdog Isi Mie Goreng, Burger Isi Perkedel
Makanan yang tidak lazim dijumpai di Indonesia ini dijual dengan harga sekitar JP¥ 100 ~ 160 (Rp 11,600 ~ 18,600) per buahnya. Makanan ini termasuk murah jika dilihat dari nilai kalorinya (memiliki nilai kalori tinggi, walaupun nilai gizinya rendah), sehingga hanya dengan memakan 1 atau 2 buah roti ini untuk makan siang saja sudah cukup bikin perut kenyang. Roti yang menyerupai hotdog ini disebut 'yakisoba pan' (焼きそばパン), sedangkan yang menyerupai burger disebut 'koro
kké pan' (コロッケパン ; croquette bun).

(A) yakisoba pan dan (B) korokké pan
(sumber: dokumen pribadi)
9. Témpura 
Témpura di Jepang mungkin mirip dengan cemilan gorengan yang banyak dijumpai di Indonesia. Dan penampakkannya pun mirip, yaitu digoreng dengan tepung. Hanya jenisnya saja yang berbeda. Di Jepang, témpura yg lazim dijual adalah ika (cumi - cumi), ébi (udang), gurukun (ikan), imo (ubi), nasu (terong), kabocha (labu), shōga (jahe), dan lain - lain. Harganya bervariasi antara JP¥ 80 ~ 130 (Rp 9,300 ~ Rp 15,000), tergantung pada jenis, ukuran, dan lokasi di mana témpura dijual. Satu biji goréngan (témpura) di Jepun sama dengan 15 biji gorengan di Indonesia. Sedih ya.... T_T

beragam témpurayang dijual di sebuah corner di supermarket
(sumber: dokumen pribadi)

10. Teh Tanpa Gula
Jika kamu membeli teh dalam kemasan botol di Jepang, baik melalui mesin penjual otomatis (自動販売機 : jidō hambaiki) maupun di toko swalayan atau supermarket, hampir pasti teh yang kamu beli tidak mengandung gula, kecuali untuk milk tea. Memang rasanya menyedihkan, karena teh tanpa gula ibarat belahan jiwa yang tidak bisa dipisahkan (apaan sih?? GJ banget...), tetapi kalau dipikir - pikir, ya memang bagus untuk kesehatan juga sih.... 


contoh téh yang dijual di sebuah supermarket
(sumber: dokumen pribadi)


Btw, ada banyak sekali jenis teh di Jepang, dari ocha, kotcha, oolong-cha, jasmine-cha, mugi-cha, ryoku-cha, kōn-cha, kombu-cha, dan lain-lain. Lalu apa persamaannya? Sama - sama gag pake gula.... Soalnya, yang jual udah manis, sih...  >_<

11. Pembeli Setia dan Karyawan Berdedikasi Tinggi

Tidak hanya kantor polisi dan pemadam kebakaran, di Jepang banyak toko swalayan dan tempat makan yang buka 24 jam sehari, 365 hari setahun. Jika mereka berjanji untuk buka 24 jam sehari 365 hari setahun (ditandai dengan tulisan 年中無休 : nénjūmukyū pada pintu), maka mereka akan konsisten, tidak peduli apapun dan bagaimanapun keadaan di sekitarnya. Hal ini dilakukan sebagai komitmen mereka terhadap para pembeli setianya, yang juga / akan selalu datang secara rutin pada waktu tertentu, tak peduli halangan dan rintangan apapun yang menghadang, demi pergi ke tempat makan favoritnya, sang pembeli pun akan rela walau harus mendaki lautan menyeberangi gunung (sori lebay). 

walaupun banjir menghadang, bisnis tetap jalan tanpa terhalang
(sumber: dokumen pribadi)

12. Kolam Renang Dadakan
Jepang adalah sebuah negara yang juga sangat terkenal akan kebersihannya. Air di Jepang dapat langsung diminum. Ikan - ikan hidup di sungai yang sangat jernih. Air dari selokan dapat dipakai untuk mengairi padi di sawah. Lantas, bagaimana kalau Jepang banjir? Walaupun tidak terjadi di semua tempat, karena Jepang memiliki sistem pencegahan dan penanggulangan banjir yang baik, ada kalanya banjir tetap dapat terjadi. Percaya atau tidak, inilah keadaan di suatu tempat di Jepang ketika sedang tergenang air.


terowongan pejalan kaki bawah tanah yang tergenang banjir
(sumber: Internet)

Kalau hal ini (banjir dengan air yang jernih) sampai terjadi di Indonesia, pasti sudah ada yang berenang, mancing, nyuci baju, keramas, dll. 

13. Hotel Liliput
Harga tanah yang super mahal, terutama di Tokyo, membuat pihak pengusaha harus kreatif dalam mengoptimalkan lahan yang ada. Karena sebagian besar pekerja di Jepang (khususnya Tokyo) harus bekerja sampai tengah malam untuk mencukupi biaya hidupnya yang mahal, sedangkan kereta akan berhenti beroperasi setelah jam 12:30 malam (kalo gag salah), maka karyawan yang tidak dapat pulang ke rumah [karena ketinggalan kereta dsb.] ini hanya membutuhkan tempat sederhana untuk tidur. Sehingga, ditawarkanlah konsep 'hotel kapsul' yang murah meriah tetapi nyaman, dengan tarif mulai dari JP¥ 2,500 (Rp 290,000) per 9 jam. Dalam perkembangannya, hotel kapsul ini juga menjadi alternatif bagi para backpacker yang berpetualang di Jepang, khususnya di Tokyo.

contoh hotel kapsul di Tokyo
(sumber: Internet)

14. Orang Yang Ramah
Harus diakui, berdasarkan pengalaman pribadi saya 'berpetualang', mungkin orang Jepang adalah orang yang paling ramah, terutama dalam melayani pelanggan. Mereka tidak pernah merasa bosan atau marah walaupun ditanyakan sesuatu hal yang sama berulang - ulang. Berbeda sekali dengan yang saya rasakan di Indonesia ketika berada di loket pajak. Ketika saya bertanya sesuatu, pegawai pajak tersebut menjawab dengan nada tingi, "Lah 'kan udah saya bilang, bla-bla-bla....". Lah, wong 'ngoongnya enggag ke saya koq, udah bilang apaan..... Hal ini sangat berbeda sekali dengan yang saya alami di Jepang. Walaupun sifat / karakter di dalamnya bisa sangat berbeda dengan kenampakkan luarnya (kapan - kapan saya akan ulas), tetapi hampir semua selalu melayani dengan setulus hati, tidak pernah bosan [walaupun selalu ditanya itu - itu juga], dan selalu tersenyum. Secara umum hal ini menimbulkan dampak yang baik. Setiap orang akan merasa bahwa mereka dihargai, sehingga mood mereka akan baik, dan mempengaruhi keseharian mereka. Dan tentunya citra inilah yang dirasakan oleh wisatawan asing, dan kemudian diceritakan oleh para wisatawan maupun mereka yang pernah tinggal di Jepang, sekembalinya mereka ke negara asalnya.


staf pameran yang tidak hanya murah senyum, tetapi
juga bersedia diajak berfoto bersama (sumber: dokumen pribadi)

Jika diperhatikan dengan lebih cermat, misalnya untuk suatu toko swalayan di Indonesia (misalkan Ind*maret) dengan 6 karyawan, maka di Jepang hanya membutuhkan 2 karyawan untuk luas yang sama. Dan kerja mereka akan lebih berat: mulai dari membersihkan jendela dan lantai, menyapu tempat parkir, membuang sampah, mengatur dan melihat stok barang, menempelkan harga, melayani pembeli, menjadi kasir, dll. Tetapi mereka bisa melakukannya dengan cekatan, dan masih bisa tersenyum ramah. 

para penjaga sebuah toko swalayan di Jepang yang ramah
(sumber: Seven Eleven Japan)

Andai di Indonesia bisa seperti ini. Gag perlu lah pakai tulisan "gratis gula pasir 1/4 kg jika staf kami tidak memberikan senyuman kepada anda". Tapi gapapa juga deh. Soalnya nyokap ané  kalau belanja [hampir] selalu tersenyum sama kasir sebuah toko swalayan di dekat rumah sambil bertanya, "gulanya mana??". Habis, orangnya juték abis sih....

15. Bertani dan Berkebun di Kantor
Sempitnya lahan tidak menjadikan orang Jepang untuk rela meninggalkan tradisinya sebagai bangsa agraris. Dengan lahan yang super terbatas, terutama di kota besar di Tokyo, mereka mampu 'menyulap' kantor menjadi lahan bercocok tanam. Sebagai contoh, di gedung perusahaan PASONA Japan, sebuah perusahaan outsourcing, mereka mengklaim telah menanam 200 jenis tanaman, baik di luar maupun di dalam kantor mereka. Berikut adalah penampakkan kantor mereka dari luar:

 
kenampakkan gedung PASONA di Tokyo, Jepang
(sumber: Internet)


Bertanam di dalam gedung memang memiliki kekurangan, seperti membutuhkan konstruksi khusus, memerlukan investasi awal yang jauh lebih besar, menyulitkan dalam segi pemeliharaan kebersihan ; tetapi pada akhirnya mampu mengkontribusikan banyak keuntungan, seperti total areal penanaman yang justru menjadi lebih besar dibandingkan dengan penanaman langsung di tanah, ketersediaan Oksigen pada siang hari (jam kantor), tanaman bisa ditanam pada musim apapun (jika ditanam langsung di tanah, pada musim dingin maka ada tanaman yang tidak dapat ditanam), meminimalisir efek SBS (sick building syndrome), suatu fenomena yang banyak dikeluhkan oleh pekerja kantoran di Jepang, 'menangkap' radiasi inframerah secara efektif pada musim panas sehingga mengurangi energi yang diperlukan oleh AC untuk meng-counter efek panas yang diradiasikan balik oleh inframerah, memberikan aura positif sehingga memberikan dampak positif pula bagi psikologi maupun kinerja karyawannya, beberapa tanaman yang menghasilkan bunga dengan warna / aroma yang baik juga akan membantu memelihara mood karyawan sehingga bisa lebih kreatif dan berprestasi, penyakit dan hama tanaman lebih mudah dikendalikan, dan lain sebagainya. Untuk galeri foto dapat dilihat di sini.

suasana interior gedung PASONA di Tokyo, Jepang
(sumber: Internet)


Inilah 15 fakta unik seputar Jepang yang bisa saya tuliskan di BAGIAN PERTAMA ini. Di bagian kedua, saya akan ulas 15 hal unik lain yang pastinya tidak kalah menariknya dengan yang ditulis di bagian pertama, seperti:
* di Jepang Miyabi itu terkenal gag sih? Kalau iya, sebagai apa?
* kehidupan sehari - hari siswa - siswi di Jepang itu apa aja sih?
* bener gag sih, kalau harga anak anjing di Jepang itu lebih mahal daripada harga mobil?
* anak - anak di Jepang kalau punya waktu luang, mainnya kayak apa sih?
* 'ritual' menikah yang hanya ada di Jepang itu seperti apa ya?
 

Ingin tahu lebih lanjut...?? Silahkan klik di sini....  へへ

P.S.:
Jika anda ingin berkomentar, anda dipersilahkan untuk mengomentari artikel ini, dengan berpedoman pada etika dan kesopanan. Ingat, komentar anda menunjukkan karakter dan IQ anda. Jika ingin men-share artikel ini, silahkan melakukannya (saya akan senang sekali). Jika ingin mengutip sebagian dari artikel ini, anda juga dipersilahkan melakukannya. Tetapi, harap dituliskan sumbernya. Dibutuhkan waktu cukup lama untuk menulis artikel ini, jadi hargailah hasil dan hak intelektual milik orang lain. Terima kasih telah mengunjungi blog ini.

Saturday, January 16, 2016

Menguak Mitos Seputar Air Alkali (Part II)

kategori: kesehatan

Terima kasih telah mengunjungi blog ini. Pada artikel kali ini, saya akan memaparkan tentang mitos seputar air alkali dan kebenarannya. Artikel ini adalah artikel bagian kedua. Artikel bagian pertama dapat dibaca di sini.

MITOS ENAM. Air alkali dapat menyembuhkan kanker.
Ini adalah klaim / statement yang seringkali dibuat oleh produsen dan para pendukung air alkali. Mereka mengklaim, bahwa kanker menghasilkan senyawa asam dan dengan meminum air alkali, senyawa alkali akan menetralisir senyawa asam yang dihasilkan oleh sel kanker tersebut, sehingga pada akhirnya akan mematikan sel kanker. Klaim ini tidak pernah didukung oleh publikasi ilmiah di bidang yang berkepentingan. Walaupun ada beberapa kesaksian dari mereka yang mengatakan bahwa mereka telah sembuh setelah melakukan terapi alkali, tetapi kebenarannya tidak bisa dikonfirmasi, sama seperti iklan klinik T✮NG F✮NG beberapa tahun yang silam. Memang, senyawa kanker akan mengeluarkan beberapa senyawa yang sifatnya asam, dan di dalam laboratorium, mayoritas sel kanker akan mulai 'hancur' pada pH = 10. Tetapi, ada beberapa perbedaan yang nyata antara 'kondisi' eksperimen di laboratorium dengan 'kondisi' pada tubuh kita. Sebagai contoh, tubuh kita selalu berusaha mempertahankan pH pada rentang pH = 7.35 ~ 7.45, sehingga pH darah = 10 itu tidak akan pernah bisa dicapai, apalagi melalui jalur oral, di mana ginjal akan langsung bereaksi dengan cara membuang kelebihan basa melalui urin. Lagipula, tidak semua senyawa yang memiliki pH basa bisa diserap oleh tubuh. Sebagian bahkan tidak dapat diserap oleh usus dan akan dikeluarkan bersama dengan feses. Dan andaikan pH = 10 benar bisa dicapai oleh tubuh (darah) sekalipun, sang penderita pasti sudah meninggal karena alkalosis bahkan sebelum pH tubuhnya mencapai pH = 8.

Seperti saya sebutkan sebelumnya, bahwa jenis basa yang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh terutama adalah ion bicarbonate (
HCO3 -). Ion ini juga telah terbukti secara ilmiah dapat menetralisir asam urat. Ion ini juga mampu menetralisir penumpukkan / akumulasi asam laktat (senyawa yang terbentuk saat melakukan aktivitas fisik), sehingga seringkali dijadikan 'ramuan rahasia' oleh para atlit untuk 'menunda' rasa lelah. Penggunaan ion bicarbonate untuk melawan kanker pada manusia sejauh ini belum pernah diteliti, atau setidaknya belum pernah ada publikasi ilmiahnya. Akan tetapi, ada seorang dokter spesialis onkologi (spesialis kanker) asal Italia, Dr. Tullio Simoncini yang mempraktekkan pengobatan kanker kontroversial dengan menggunakan bicarbonate. Akan tetapi, Dr. Tullio Simoncini sendiri tidak menjelaskan mengapa hal ini dimungkinkan (mekanisme), tidak memberikan data berapa banyak pasien yang disembuhkan, dan tidak mempresentasikan temuannya ini di jurnal / forum ilmiah, sehingga klaimnya cukup meragukan. Walaupun begitu, ada kesaksian yang menyatakan bahwa seorang pasien kanker dapat mengalami kesembuhan setelah melakukan terapi kontroversial ini (link di sini), walaupun ada juga pasien yang meninggal karena terapi kontroversial ini (link di sini). Perlu diperhatikan bahwa senyawa anion (anion: ion negatif) bicarbonate yang masuk ke dalam tubuh / darah akan [diusahakan untuk] dikeluarkan melalui paru - paru (dalam bentuk gas CO2) dan ginjal (urine), sebagai mekanisme tubuh untuk mempertahankan pH darah. Juga, kation (ion positif, biasanya ion Natrium atau Na +) yang berpasangan dengan ion bicarbonate juga dapat menimbulkan masalah pada tubuh, karena biasanya merupakan logam mineral yang berada dalam keadaan ionnya. Kelebihan Natrium akan mengganggu kestabilan komposisi kimia darah, dan dapat mengganggu irama jantung juga mempengaruhi kerja otak, yang akan berakibat buruk bagi tubuh. Walaupun ada yang mengaku sembuh dari terapi ini, tetapi mengingat resiko dan tidak adanya artikel ilmiah yang mendukung, maka informasi ini saya bagikan hanya untuk pengetahuan saja, bukan sebagai saran pengobatan untuk dilakukan oleh penderita kanker.

Dr. Simoncini, sang ahli kanker kontroversial (sumber: Internet)

Walaupun ion bicarbonate (suatu senyawa alkali) diklaim mampu menyembuhkan kanker, air alkali yang didapat melalui proses elektrolisis walaupun faktanya memiliki nilai pH > 7, tetapi senyawa - senyawa apa saja yang terkandung di dalamnya tidak dapat diketahui secara pasti. Karena, baik air alkali yang diproduksi di pabrik maupun di rumah (melalui instalasi penghasil air alkali), komposisi air alkali yang dihasilkan tentunya akan bergantung dari komposisi kimia dari air baku. Selain tidak ada jaminan bahwa air alkali tersebut mengandung bicarbonate, sangatlah mungkin air baku juga mengandung kontaminan senyawa organik, seperti sisa pestisida, limbah rumah tangga (sabun cuci, dll.), senyawa organik (misal: senyawa turunan benzene), dll. yang lolos dari penyaringan pada carbon filter. Jika senyawa ini terelektrolisis oleh ionizer, bukannya tidak mungkin bahwa senyawa yang terdapat dalam air baku ini akan terurai menjadi radikal bebas ataupun senyawa karsinogen, suatu senyawa yang justru berpotensi memicu kanker. Sedangkan air alkali yang diproduksi di pabrik mungkin memiliki proses pengolahan air baku yang cukup kompleks dan terjamin sebelum proses elektrolisis. Akan tetapi, air alkali yang dikemas dalam botol plastik juga akan sangat beresiko, karena dapat bereaksi dengan molekul polimer plastik dan 'meluruhkan' BPA yang terdapat dalam plastik kemasan. BPA (Bisphenol A) adalah senyawa toksin yang jika masuk ke dalam tubuh dapat memicu berbagai penyakit seperti insomnia, kemandulan, jantung, bahkan kanker, dll. Alih - alih ingin supaya sehat dan menurunkan resiko kanker, tetapi hasil yang didapat bisa jadi malah sebaliknya.

MITOS TUJUH. Air alkali dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Para pendukung dan produsen air alkali mengklaim bahwa air alkali dapat berfungsi sebagai immunomodulator (memodifikasi / meningkatkan fungsi kekebalan tubuh) sehingga dapat melawan kuman penyakit dengan lebih baik. Klaim ini terdengar masuk akal, tetapi bagaimana mekanisme air alkali sehingga dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh tidak pernah dijelaskan. Tetapi, sebelum saya menjelaskan bagian sulitnya, saya akan menjelaskan secara mudah melalui perumpamaan. Jikalau ada yang berkata bahwa 「jika anda ingin agar kulit tubuh anda diregenerasi dengan sel kulit yang baru, maka tempelkanlah setrika panas ke kulit anda」, apakah pernyataan ini salah? Tentunya pernyataan ini tidak salah. Tetapi, apakah anda mau mengikuti saran gila ini? Kalau saya sih, tidak akan mau. Sekarang, kembali ke topik. Jadi, jika air dengan pH basa memasuki saluran pencernaan, hal ini akan mempengaruhi komposisi mikroflora usus, yang akan menggeser kesetimbangan / komposisi antara probiotik VS patogen. Seperti telah dijelaskan di artikel sebelumnya, bahwa kebanyakan probiotik mengeluarkan senyawa asam sebagai 'senjata' untuk melawan kuman patogen, dan kebanyakan kuman patogen lebih menyukai pH basa. Sehingga, jika pH dalam usus berubah karena pengaruh air alkali, bisa dipastikan bahwa kuman patogen akan berkembang biak lebih cepat daripada probiotik di dalam usus. Jika 'mikroba baik' sudah tidak dapat mengendalikan 'mikroba jahat', maka 'mikroba jahat' dapat berkembangbiak secara tak terkendali, dan dapat menimbulkan gangguan bahkan masalah kesehatan. Baik 'mikroba baik' maupun 'mikroba jahat' sebagian besar mendapatkan makanan melalui proses yang bernama fermentasi. Akan tetapi, fermentasi oleh 'mikroba jahat' dapat menghasilkan gas NH3 (ammonia) yang sangat beracun bagi tubuh. Gas ammonia ini mudah sekali berdifusi melalui dinding usus dan masuk ke dalam peredaran darah. Dan, karena senyawa ini beracun, tubuh kita berusaha untuk mengurangi tingkat toksisitasnya (keberbahayaannya), sehingga ammonia akan didetoksifikasi oleh hati / liver melalui proses yang bernama 'ornithine cycle' menjadi senyawa urea yang kurang berbahaya. Urea ini lalu keluar dari liver dan masuk ke peredaran darah menuju ginjal, untuk kemudian diekskresikan melalui air seni. Jika liver sudah tidak mampu mendetoksifikasi ammonia, maka sebagian ammonia yang tidak terkonversi akan dikeluarkan melalui pernafasan dan air seni. Celakanya, jika hal ini sampai terjadi, pH urin akan naik (menjadi basa), sehingga membuat senang para pendukung maupun produsen air alkali, karena menjadikan klaim mereka seolah - olah benar, bahwa air alkali akan membuat pH air seni menjadi basa. Padahal, mereka tidak tahu, bahwa ada suatu masalah yang tidak terlihat tetapi sangat mengerikan yang dapat / sedang terjadi, di mana ammonia yang sangat berbahaya dapat terakumulasi di dalam darah, dan jika ini terjadi maka
sel - sel tubuh yang sehat dapat 'terlumpuhkan'. Jika pH urin anda memiliki nilai basa untuk periode waktu yang lama, dan anda curiga, segera lakukanlah tes urin untuk mengetahui kadar BUN (blood urea nitrogen).

Telah dijelaskan bahwa air alkali yang dikonsumsi dalam waktu lama juga dapat membuat 'mikroba jahat' (opportunistic pathogen) berkembang tidak terkendali. Dari sekian banyak mikroba opportunistic pathogen, salah satu yang paling ditakuti adalah yeast Candida albicans. Di dalam saluran pencernaan, hampir semua 'penghuni' usus adalah makhluk bersel satu, seperti bakteri, yeast, virus, terkadang protozoa (misal: amoeba, sporozoa, dll.) dan cyanobacteria. Protozoa dan cyanobacteria di dalam usus tidak memberikan keuntungan apapun, melainkan berpotensi mengakibatkan gangguan kesehatan. Sedangkan yeast Candida albicans adalah salah satu 'penghuni' alami usus, tetapi mikroba ini bukan dari golongan bakteri, melainkan dari golongan yeast (jamur bersel tunggal). Pada jumlah yang sedikit, Candida albicans merupakan miroba saprofit komensal usus, yang berfungsi 'memakan' (menguraikan) sel - sel yang sudah mati, baik sel tubuh maupun sel mikroba lainnya. Pada pH = 6.9 atau lebih, Candida albicans dapat bertransformasi dari bentuk uniseluler (yeast bersel tunggal) menjadi bentuk hyphae yang multiseluler. Candida albicans yang berada dalam bentuk hyphae akan memiliki struktur seperti akar, yang dapat melubangi dinding usus. Jika usus sampai berlubang, maka sifat usus yang semula selective permeable (hanya mengizinkan molekul - molekul tertentu saja untuk diserap masuk ke peredaran darah) akan kehilangan karakteristiknya. Akibatnya, berbagai macam senyawa, mulai dari senyawa toksin, protein / karbohidrat yang tidak berhasil 'dipecahkan' secara sempurna dari proses pencernaan, bahkan bakteri bisa masuk ke dalam peredaran darah. Jika hal ini terjadi, maka akan memperberat kerja beberapa organ yang bertugas mendetoksifikasi dan membuang senyawa racun, seperti hati / liver dan ginjal. Juga, 'senyawa asing' serta bakteri yang seharusnya tidak ada di dalam darah akan memicu reaksi imunitas. Sistem imunitas kita akan berjuang dan berperang tiada henti melawan bakteri, molekul asing, dan partikel lainnya yang menyusup masuk dari 'lubang - lubang kecil' yang ada pada usus tadi. Sistem kekebalan tubuh kita lama - lama dapat juga menjadi stress, dan akhirnya mulai menyerang organ ataupun sel tubuh kita sendiri. Akibatnya, reaksi inflamasi dapat terjadi di mana - mana. Dalam kondisi yang parah, hal ini dapat [berpotensi] berujung pada kondisi yang disebut autoimmunity disorder ataupun systemic lupus, yaitu suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang organ tubuh sendiri atau menyerang sel lainnya. Jika dilihat, maka klaim para pendukung dan produsen air alkali yang menyatakan bahwa air alkali dapat meningkatkan / mengaktifkan sistem imunitas tubuh memang tidak bohong, tetapi jika berujung kepada gangguan sistem imunitas maka sepertinya hal ini tidaklah menyenangkan. Sama seperti perumpamaan mengenai setrika tadi. Memang dapat membantu regenerasi kulit, tetapi setelah mengetahui apa yang [akan] terjadi jika kita mengikuti anjuran tersebut, saya yakin tidak akan ada yang mau melakukannya.


yeast Candida albicans dapat berubah dari struktur uniseluler
menjadi struktur hyphae yang multiseluler dan sangat berbahaya
(sumber: Internet)
MITOS DELAPAN. Air alkali dapat membunuh bakteri H. pylori sehingga membantu memelihara kesehatan pencernaan.
Memang tidak ada klaim secara eksplisit mengenai air alkali yang dapat membunuh Helicobacter pylori, tetapi saya pernah membaca bahwa air alkali yang diklaim mampu 'mengusir' bakteri Helicobacter pylori. Bagaimana air alkali dapat 'mengusir' bakteri Helicobacter pylori tidak dijelaskan secara rinci. Tetapi, perlu saya tegaskan bahwa faktanya Helicobacter pylori tidak dapat 'diusir' hanya dengan air alkali. Bakteri Helicobacter pylori adalah bakteri yang menyukai suasana netral (pH = 6 ~ 7.8), tetapi dapat selamat dalam suasana asam (termasuk asam lambung) melalui beberapa mekanisme, yang tidak bisa saya jelaskan di sini. Mungkin kelak saya akan menulis artikel khusus mengenai bakteri ini. Jika kita meminum air alkali dengan pH > 7, berarti kita memberikan suasana yang nyaman untuk bakteri Helicobacter pylori, padahal bakteri ini dapat menyebabkan berbagai macam masalah maupun gangguan kesehatan bila berada pada lingkungan yang sesuai / mendukung.


ilustrasi bakteri H. pylori
MITOS SEMBILAN. Mencegah / menunda terjadinya osteoporosis.
Melalui teori yang disebut 'acid forming foods', para pendukung air alkali mengklaim bahwa memakan makanan golongan 'acid forming foods' yang mengandung protein / lemak tinggi (bahkan karbohidrat dan gula) dapat menghasilkan asam sebagai sisa metabolisme. Teori aneh ini juga mengatakan bahwa, untuk menetralisir sisa asam ini, maka tubuh akan 'menarik' kalsium dari dalam tulang sehingga tubuh akan lebih mudah mengalami osteoporosis. Sehingga, supaya mineral kalsium tidak 'diambil' dari tulang, kita harus mengkonsumsi air alkali yang akan menetralisir 'sisa asam' yang dihasilkan dari acid forming foods tadi. Sungguh, teori aneh yang menghasilkan kesimpulan aneh. Memang, teori aneh ini terlihat sungguh 'sederhana' sehingga 'mudah dimengerti'. Faktanya, telah disebutkan bahwa makanan yang mengandung protein / lemak yang digolongkan ke dalam acid forming foods tadi membutuhkan asam lambung untuk proses pencernaannya (sebagaimana disebutkan pada poin satu), sehingga mengkonsumsi air alkali akan mengacaukan proses pencernaan tersebut. Lagipula, tubuh kita melakukan proses biokimia yang sangat kompleks untuk mempertahankan keadaan idealnya (kondisi homeostatis). Makanan yang termasuk dalam 'acid forming foods' memang ada, dan dalam proses pencernaannya akan menghasilkan produk akhir yang biasanya asam (tetapi kadangkala bisa juga basa). Zat asam hasil pencernaan (misal: asam amino, asam lemak, dll.) ini akan diserap dan masuk ke peredaran darah, tetapi dengan cepat akan bereaksi dengan ion bikarbonat (
HCO3 -) di dalam darah yang bertindak sebagai buffer (penyangga) pH, lalu diangkut ke paru - paru untuk 'diuraikan' menjadi air (H2O) dan CO2. CO2 ini akan diekskresikan melalui paru - paru / pernafasan. Sedangkan sisa metabolisme lainnya yang berupa garam akan diekskresikan melalui ginjal, dan dalam proses tersebut akan dihasilkan ion bikarbonat yang baru untuk menggantikan ion yang lama. Dan hal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kalsium dalam tulang. Lagipula, gula, apapun jenisnya (glukosa, laktosa, sukrosa) pada akhirnya akan 'dipecah' menjadi gula sederhana atau monosakarida, seperti glukosa, fruktosa, dkk. Dan senyawa ini (monosakarida) adalah senyawa netral, bukan asam sebagaimana dituduhkan oleh kaum pendukung air alkali.

Lalu, makanan seperti keju (yang tergolong dalam acid forming foods) justru kadangkala dituduh sebagai penyebab osteoporosis oleh pendukung air alkali yang fanatik. Mereka mengklaim bahwa kalsium yang diekskresikan melalui air seni adalah 'buktinya', bahwa acid forming foods ini menarik kalsium dalam tulang untuk menetralisir asam dari keju tersebut. Mereka juga memiliki 'bukti lain' bahwa bahkan mereka yang rajin mengkonsumsi keju dan susu pun (seperti di negara Amerika) rentan terkena osteoporosis. Sebenarnya, ada dua penjelasan ilmiah yang dapat saya berikan untuk meng-counter (menepis / membantah) kedua tudingan ini. Pertama, proses penyerapan kalsium oleh tulang adalah proses yang rumit. Memang, kalsium ini akan diserap oleh darah dan dibawa oleh darah, tetapi penyerapan kalsium oleh tulang bergantung juga pada banyak faktor lainnya, seperti ketersediaan vitamin K2, vitamin D, vitamin C, mineral Magnesium, mikromineral Cu (tembaga) dan Zn (seng) sebagai biokatalisator, dan asam amino seperti lysine, hydroxylysine, proline, hydroxyproline dan glycine. Jadi, intinya, jika anda makan keju atau minum susu atau bahkan suplemen kalsium pun, tidak ada jaminan bahwa tulang anda [akan] dapat menyerap kalsium tersebut. Kalsium yang diserap masuk ke darah tetapi gagal diserap oleh tulang akan dikeluarkan kembali melalui urin / air seni. Jadi, kalsium yang terdapat dalam urin BUKAN berasal dari tulang sebagaimana dituduhkan oleh pendukung fanatik air alkali ; melainkan berasal dari kalsium yang gagal diserap oleh tulang tetapi dibuang kembali karena tidak bisa dimanfaatkan. Lalu, bagaimana dengan orang - orang di Amerika yang gemar memakan makanan tinggi kalsium tetapi tetap menderita osteoporosis? Berdasarkan 'fakta' ini, maka pendukung air alkali 'menciptakan' teori aneh ini (bahwa tulang dapat melepaskan kalsium untuk menetralisir asam dari acid forming foods). Mungkin, para pendukung air alkali ini melupakan (atau tidak mengetahui) penjelasan saya barusan. Juga, fakta bahwa orang Jepang juga gemar mengkonsumsi susu, tetapi mengapa mereka tidak mengalami osteoporosis? Mengapa orang Amerika yang rawan mengalami osteoporosis? Jawabannya terletak pada kebiasaan makan mereka. Orang Amerika seringkali mengkonsumsi susu dengan cereal, dan mereka juga suka mengkonsumsi keju dengan roti. Hal ini memang enak, dan sepintas memang terlihat kaya akan nutrisi, tetapi mereka melupakan yang namanya INTERAKSI makanan. Interaksi tidak hanya terjadi pada obat - obatan kimia saja, tetapi bisa terjadi pada banyak hal: bahan makanan, bumbu, rempah - rempah, minuman, suplemen, dll. Molekul karbohidrat kompleks (fiber) yang terdapat pada gandum (dalam kasus ini adalah roti dan cornflakes) dapat membentuk ikatan kimia dengan kalsium, menghasilkan suatu senyawa organik kompleks yang tidak dapat diserap oleh tubuh (usus), sehingga kalsium yang terdapat dalam makanan / minuman akan terbuang melalui feses. Demikian pula dengan oatmeal yang terbuat dari gandum, walaupun efektif mengikat kolesterol tetapi juga menghalangi penyerapan kalsium. Untuk list lengkapnya dapat dilihat di sini. Jika usus tidak dapat menyerap kalsium, bagaimana mungkin tulang bisa memanfaatkannya (menyerap)? Sedangkan jikalau usus mampu menyerap kalsium pun, belum tentu tulang mampu menyerapnya (berdasarkan teori yang saya paparkan sebelumnya). Hal inilah yang menjelaskan mengapa, orang di Amerika lebih rentan mengalami osteoporosis sementara orang Jepang tidak ; padahal orang di kedua negara tersebut sama - sama menyukai susu. Jadi, makanan yang kaya akan nutrisi pun tidak akan berguna jika tidak dapat diserap lalu dimanfaatkan oleh tubuh. Begitu intinya.

Berdasarkan pembahasan di atas, telah dijelaskan bahwa sebagian besar makanan yang banyak mengandung protein justru malah akan membantu proses penyerapan kalsium oleh tulang. Hal ini terjadi karena pada proses pencernaan, protein akan 'dipotong - potong' menjadi asam amino oleh enzim. Selanjutnya, beberapa jenis asam amino [dan vitamin] akan berperan penting dalam mendukung proses penyerapan kalsium oleh tulang. Memang ada beberapa pengecualian, seperti kacang kedelai dan [hampir] seluruh produk turunannya, seperti tahu dan susu kedelai, yang mengandung senyawa asam oksalat, yang dapat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium oksalat (CaC2O4) yang tak larut sehingga tak dapat diserap oleh usus. Walaupun kedelai kaya akan nutrisi seperti protein dan lainnya, ada kemungkinan bahwa kedelai dapat mengganggu penyerapan kalsium (kecuali pada témpé dan yoghurt susu kedelai yang kandungan oksalatnya rendah). Tetapi, mengingat nutrisi lainnya yang juga tak kalah baiknya, tentunya jangan jadikan ini sebagai halangan untuk mengkonsumsi kedelai.


Keton Katon Bagaskara, penyanyi favorit saya sejak jaman SMP, mengalami
patah tulang setelah terjatuh di tahun 2013. Gejala osteoporosiskah?
(sumber: cumicumi.com)
MITOS SEPULUH. Memperlambat proses penuaan. Secara logika, proses penuaan dapat diperlambat selama sel tubuh yang rusak dapat diregenerasi (digantikan) oleh sel - sel baru. Agar tubuh dapat terus membentuk sel - sel baru, maka metabolisme sel tubuh dan penyerapan nutrisi harus baik. Agar metabolisme tubuh dapat berjalan dengan baik, ada beberapa kuncinya: istirahat yang cukup, berolahraga yang teratur, pengendalian stress, terhindar dari polusi, makan dengan benar (makan pada waktu yang tepat, dengan cara makan yang benar, porsi cukup, gizi seimbang, dan kombinasi makanan yang benar), serta pencernaan yang sehat. Jadi, bahkan jikalau air alkali memang benar berkhasiat, air alkali sendiri tidak akan cukup untuk membuat kita awet muda. Selain itu, mengingat potensi bahaya yang dimiliki oleh air alkali yang sudah dijelaskan panjang lebar tadi, sulit dipercaya bahwa air alkali dapat memperlambat proses penuaan. 

jika ingin tahu mengenai resep awet muda, tanyakanlah pada ahlinya
(sumber: cumicumi.com)
SEBELAS. Mengobati diabetes.
Di Jepang, air alkali digunakan secara luas di banyak rumah sakit sebagai suatu terapi standar terhadap pasien diabetes, dan hasilnya tampaknya memuaskan. Selain itu, penelitian mengenai terapi air alkali untuk menyembuhkan penyakit diabetes juga cukup banyak dilakukan di Jepang, dan publikasi maupun seminar ilmiahnya juga cukup banyak. Sementara publikasi dalam bahasa Inggris mengenai efek positif air alkali terhadap kesehatan manusia jumlahnya masih sangat sedikit. Adapula blog berisi kesaksian mengenai kesembuhan setelah mengkonsumsi air alkali, yang dapat dibaca di sini (dalam bahasa Jepun). Oleh karena terdapat beberapa publikasi ilmiah seputar khasiat air alkali untuk diabetes, maka klaim pendukung air alkali mengenai khasiatnya yang dapat menyembuhkan diabetes MUNGKIN dapat diterima. Hanya saja, walaupun klaim ini benar, tetapi pertanyaan selanjutnya adalah, air alkali yang bagaimana yang dapat menyembuhkan penyakit diabetes? Apakah hanya air dengan pH > 7? Tentunya tidak sesederhana itu. Mungkin topik ini akan saya 'angkat' untuk artikel saya selanjutnya. Mungkin loh yah....


walaupun air sabun memang memiliki pH > 7, tetapi
jangan pernah sekali - sekali meminumnya....!!
(kalo sampe nekat, resiko tanggung sendiri...!!)
PENUTUP
Mengingat bahwa ternyata air alkali ternyata memiliki beberapa manfaat (walaupun manfaatnya tidak sebanyak klaimnya), ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika anda memang ingin mengkonsumsi air alkali, yaitu :
  1. Jangan mengkonsumsi air alkali dengan pH > 9.5.
  2. Jangan mengkonsumsi air alkali melebihi 1 L setiap harinya.
  3. Air alkali harus dikonsumsi minimal 45 menit sebelum makan dan 2 jam sesudah makan, termasuk buah.
  4. Jangan memakan / meminum obat dengan air alkali.
  5. Jangan menggunakan air alkali untuk membuat jus, kopi, ataupun untuk memasak.
  6. Untuk mereka yang mengalami gangguan ginjal, harap dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu.
  7. Tidak semua air alkali berguna bagi kesehatan. Air alkali yang [mungkin] berguna bagi kesehatan adalah air alkali yang termasuk dalam golongan ERW (Electrolyzed Reduced Water) atau AIW (Alkaline Ionized Water)
  8. Air alkali yang baik adalah air alkali yang memiliki nilai ORP (Oxidation - Reduction Potential) yang negatif, yang berkisar antara -150 sampai -400mV.
  9. Air alkali yang baik adalah air alkali yang mengandung Hidrogen (H2) terlarut.
  10. Konsumsilah air alkali dengan segera (maksimum 1 jam) setelah membuka kemasannya.
Terima kasih telah berkenan 'mampir' dan membaca tulisan di blog saya ini. Tulisan ini bagaimanapun merupakan pendapat saya pribadi, jadi tentu saja ada unsur subjektivitasnya, walaupun saya selalu berusaha untuk mengutamakan obyektivitas. Jika anda tidak setuju atau ingin bertanya, silahkan merespons di bagian 'komentar'. Ingatlah, komentar anda mencerminkan karakter anda.


P.S.:
Jika ingin mengutip sebagian artikel ini, anda dipersilahkan melakukannya. Tetapi, harap dituliskan sumbernya. Dibutuhkan waktu cukup lama untuk menulis artikel ini, jadi hargailah hasil dan hak intelektual milik orang lain. Terima kasih telah mengunjungi blog ini.


Referensi:
http://www.dietdoctor.com/lose-weight-by-achieving-optimal-ketosis
http://www.webmd.com/diabetes/type-1-diabetes-guide/what-is-ketosis?page=2
http://www.jbc.org/content/87/3/651.full.pdf
http://inhumanexperiment.blogspot.co.id/2009/09/two-brave-men-who-ate-nothing-but-meat.html
http://www.cystinuria.com/articles/urinary-alkalization/
http://www.metaboliceffect.com/blood-urea-nitrogen-what-it-is-why-is-yours-high-or-low/
http://www.diagnosisdiet.com/food/protein/
http://www.healthline.com/health/urine-ph#Procedure3
http://www.curezone.org/forums/am.asp?i=1259515
http://www.healthline.com/health/alkalosis#Symptoms3
http://chriskresser.com/the-ph-myth-part-1/
https://sciencebasedpharmacy.wordpress.com/.../your.../
http://www.livestrong.com/article/544580-what-happens-to-lactic-acid-after-exercise/
http://paleoleap.com/acid-alkaline-balance-paleo/
http://jonnybowden.com/alkaline-myths/
http://www.metaboliceffect.com/blood-urea-nitrogen-what-it-is-why-is-yours-high-or-low/
http://www.ketogenic-diet-resource.com/ketosis.html
http://www.oralcancerfoundation.org/complications/candida-infection.php
http://www.kangenwater.hk/more...htm
http://www.healthalkaline.com/scientist-explains-benefits-of-hydrogen-rich-alkaline-water/
http://www.drlwilson.com/articles/ALKA.%20WATER.htm 

Friday, January 15, 2016

Menguak Mitos Seputar Air Alkali (Part I)

kategori: kesehatan

Belakangan ini, 'alkaline water' (air alkali) atau di Jepang lebih dikenal dengan merk dagang 'kangén water' (baca: air kangーgén) namanya mulai sering terdengar, yang diklaim sebagai 'air ajaib'. Yang dimaksud dengan air alkali adalah air yang memiliki pH > 7 (jika pH > 7 maka suatu zat dikatakan bersifat basa / alkali). Air yang dapat diproduksi di pabrik maupun di rumah (dengan membeli peralatan yang bernama ionizer) ini memiliki pH > 7, dan dikatakan bisa menyembuhkan berbagai penyakit, dari flu sampai kanker. Di kantor, setidaknya 1 orang teman di divisi saya mengkonsumsi / meminum air ini secara rutin. Di alam, air alkali dapat dijumpai pada air terjun, mata air, dan air zamzam. Tetapi, benar gag 'sih, bahwa air alkali (yang dibuat melalui mesin) dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit? Apakah air alkali memang benar bermanfaat, ataukah ini hanya akal - akalan pihak produsen saja? Mari kita lihat mitos - mitos seputar air kangén (還元水 ; kang-gén-sui) dan juga teman - temannya, dan saya akan mencoba menganalisis untuk mengungkap fakta mengenai klaim seputar air alkali ini... Semoga artikel ini dapat memberikan pencerahan bagi kita semua.

contoh air alkali yang dijual di Jepun
(sumber: dok. pribadi)
MITOS SATU. Air alkali baik untuk penderita asam lambung.
Untuk penderita refluks asam lambung, meminum air alkali dapat membantu menetralisir asam lambung, dan hal ini terdengar logis dan  masuk akal. Memang klaim ini tidak salah, justru klaim pernyataan ini sangat benar. Tetapi jika ditelaah dalam konteks ilmu Kimia, terdapat kejanggalan. Dalam konteks Kimia sederhana, air alkali dengan pH = 8 dapat diasumsikan mengandung ion yang equivalen (setara) dengan 0.000 001 mol OH / L. Sedangkan lambung yang memiliki pH = 3 dapat dianggap mengandung ion yang setara dengan 0.001 mol
H+ / L. Artinya, bahkan jika kita meminum 2 L air alkali yang memiliki pH = 8, secara matematika sederhana (sebenarnya ada hitungan rumitnya, yang mungkin akan memberikan hasil yang berbeda), dapat dihitung bahwa lambung pada pH = 3 hanya perlu mensekresikan asam lambung sebanyak 2 mL untuk menetralkan 2 L air alkali pada pH = 8, dan hal ini dapat berlangsung dalam sekejap. Bahkan, pada pH = 2, air alkali sebanyak 2 L pada pH = 8 dapat akan langsung dinetralisir oleh 0.2 mL (hanya 1 ~ 2 tetes saja...!!) asam lambung. Lagipula, air alkali hanya dapat menetralkan asam lambung yang sudah diproduksi oleh lambung, bukan mencegah / membatasi produksi asam lambung, sebagaimana obat golongan PPI. Bahkan jika air alkali yang diminum memiliki pH = 10 sekalipun (yang mana akan membawa dampak buruk ke katup LES), efek penetralan asam lambung ini hanya akan berlangsung selama beberapa jam (paling lama 3 jam) seperti halnya antasida (obat maag), karena asam lambung akan segera diproduksi lagi setelahnya. Lantas, apa yang akan dilakukan jika asam lambung kembali diproduksi? Mengkonsumsi kembali air alkali? Jika begini polanya, penderita asam lambung akan menjadi bergantung kepada air alkali untuk 'menyelesaikan masalahnya' setiap kali masalah itu (keluhan asam lambung) muncul. Lalu, siapakah yang mendapat keuntungan paling banyak dari penjualan air alkali ini? Pertanyaan ini tidak perlu saya jawab.
 
Padahal, penderita asam lambung harusnya fokus untuk mencari faktor pencetus (penyebab), yang mengakibatkan asam lambungnya diproduksi secara berlebihan. Tindakan meminum air alkali untuk menetralkan asam lambung mungkin tidak salah, tetapi tidak bijaksana, karena tidak akan pernah menyelesaikan masalah yang sebenarnya. Tindakan ini hanya akan menghilangkan keluhannya saja untuk sementara waktu, dan di lain pihak hal ini juga dapat menyebabkan ketergantungan. Di satu sisi, keluhan asam lambung bisa jadi justru disebabkan karena kurangnya produksi asam lambung. Atau karena penyebab lainnya. Bahkan, penderita kelebihan asam lambung pun dapat memperoleh kelegaan dengan mengkonsumsi lemon / jeruk nipis peras atau ACV (apple cider vinegar alias cuka apel), dan tidak harus dengan air alkali. Mengenai hal ini, semoga bisa saya bahas di lain waktu. Jadi, mereka yang menderita keluhan 'asam lambung' belum tentu disebabkan karena asam lambung yang diproduksi secara berlebihan. Di dalam lambung sendiri, terdapat gastric mucosal barrier (lapisan pelindung) yang berfungsi untuk melindungi lambung agar tidak terluka oleh asam lambung yang dihasilkannya sendiri. Gastric mucosal barrier dapat menjaga agar lambung tidak rusak, bahkan mampu melindungi lambung sampai pada pH = 1, pH di mana bahkan beberapa jenis logam pun dapat meleleh. Hanya saja, walaupun gastric mucosal barrier mampu melindungi lambung dari asam, tetapi tidak mampu melindungi lambung dari basa. Air alkali dengan sifat basa yang kuat (pH = 9 atau lebih) berpotensi merusak lapisan gastric mucosal barrier (artikel dapat dibaca di sini). 


tidak ada jaminan bahwa air alkali
dapat mengobati asam lambung
(sumber: Internet)

MITOS DUA. Air alkali dapat membantu tubuh melawan kuman.
Saya banyak membaca di blog maupun website bahwa air alkali dapat membantu tubuh untuk melawan kuman. Saya juga membaca penjelasannya, tetapi banyak hal yang saya tidak mengerti, karena penjelasannya terasa ganjil. Tetapi, yang saya tahu, sejak SD guru IPA saya selalu mengajarkan bahwa lambung berfungsi menghasilkan asam lambung yang salah satu fungsinya adalah untuk membunuh kuman penyakit. Memang, pH kerja lambung berkisar antara pH = 1 ~ 3, dan banyak bakteri (kuman penyakit) akan mati pada saat pH < 3.5. Jika air alkali yang cukup kuat (pH = 9 atau lebih) dapat menetralkan asam lambung (seperti dituliskan di atas), berarti lambung akan menjadi relatif basa (pH > 5). Lalu bagaimana lambung -- yang berfungsi sebagai pertahanan lapis pertama -- dapat menjalankan fungsinya untuk membunuh kuman penyakit, jika pHnya tidak cukup asam, karena sebagian atau seluruhnya telah dinetralkan oleh air alkali? Ambil contoh, bakteri Helicobacter pylori, yang akan mati pada suasana asam dan akan aktif sebagai mikroba patogen pada suasana relatif basa. Memberikan air alkali pada mereka yang terinfeksi Helicobacter pylori cukup beresiko, karena bakteri tersebut bisa saja menjadi aktif dan berkembang biak dengan cepat.

Lalu, ada juga resiko berkembangnya yeast Candida albicans jika pH lambung tidak cukup asam. Yeast Candida albicans dapat berkembang dan menyebabkan penyakit keputihan pada kaum wanita apabila pH organ intimnya naik. Dan faktanya, yeast Candida albicans dapat menyebabkan ratusan masalah kesehatan yang tidak hanya 'mengancam' kaum hawa saja. Yeast Candida albicans jauh lebih menakutkan daripada bakteri Helicobacter pylori, karena benar - benar dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bahkan penyakit, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki, mulai dari kebotakan, jamur pada kuku kaki, gangguan konsentrasi, berkurangnya kepekaan lidah dalam mengecap rasa makanan, sinusitis, gangguan pencernaan, perut kembung, malnutrisi (kurang gizi), gangguan emosional, nafsu makan yang tidak terkendali, anemia, diare yang [hampir] tidak bisa diobati, bahkan [saya pribadi juga percaya bahwa] yeast Candida albicans juga dapat menyebabkan penyakit lupus dan autoimmunity disorder lainnya. Di dalam saluran pencernaan, probiotik yang berada di dalam usus kita berusaha untuk mengendalikan populasi yeast Candida albicans dengan mensekresikan (mengeluarkan) berbagai jenis senyawa asam, seperti asam laktat, asam format (misal Bifidus), asam asetat (
misal B. bifidum), asam linoleat (misal L. acidophilus), dll. Saya belum pernah mendengar ada probiotik yang mengeluarkan senyawa basa. Sedangkan yeast Candida albicans akan berubah bentuk dari bentuk uniseluler menjadi bentuk hyphae yang sangat berbahaya dalam kondisi pH yang lebih tinggi. Oleh karena itu, yeast Candida albicans sering disebut sebagai 'naga tidur', karena jika ia sampai 'bangun', maka masalah besar segera akan datang. Saya mungkin akan mencoba membahas tentang yeast ini di lain kesempatan. 

perubahan pH usus ke arah basa dapat berakibat pada
bertumbuhnya bakteri patogen secara tidak terkendali
(sumber: Internet)

MITOS TIGA. Darah kita memerlukan suasana basa.
pH darah manusia berkisar di antara pH = 7.35 ~ 7.45, yang berarti memang sedikit basa (karena pH > 7). Pendukung air alkali sering menyebutkan bahwa makanan yang termasuk ke dalam 'acid forming foods' (makanan yang banyak mengandung protein / lemak) jika dicerna akan menghasilkan 'sisa asam', dan sisa asam ini akan masuk terserap ke dalam darah, sehingga membuat pH darah kita menjadi asam. Oleh karena itu kita harus minum air alkali untuk menjaga agar pH darah kita tidak asam, begitulah yang dijelaskan oleh pendukung air alkali. Saya tidak tahu darimana mereka (pendukung air alkali) bisa memiliki pemikiran, anggapan, dan kepercayaan seperti itu. Tetapi, yang saya tahu, mereka mungkin tidak pernah belajar mengenai reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh kita. Tubuh kita adalah suatu 'mesin' yang hebat, yang memiliki 'sensor' yang hebat, dan dikendalikan oleh 'komputer' yang hebat pula, agar selalu mampu mempertahankan 'kondisi operasinya'. Memang pencernaan protein / lemak akan menghasilkan suatu senyawa yang asam (contoh: asam amino, asam lemak, dll.) yang akan terserap ke dalam darah. Tetapi di dalam darah senyawa yang bersifat asam ini akan dihilangkan keasamannya oleh bikarbonat di dalam darah, yang bertindak sebagai buffer (penyangga) pH, menghasilkan carbonic acid (H2CO3). Selanjutnya carbonic acid ini akan dibawa menuju paru - paru, di mana terjadi reaksi yang menghasilkan CO2 dan H2O (air). CO2 (karbondioksida) ini akan dikeluarkan melalui pernafasan. Dengan demikian, tubuh kita berusaha mempertahankan pH-nya agar tidak jatuh (menjadi asam). Dan seperti dituliskan di atas, hal ini terjadi secara 'otomatis', Tuhan sudah menciptakan tubuh kita lengkap dengan segala 'sistemnya'. Lagipula, jika memang pH darah kita dapat berubah sedemikian mudahnya hanya karena makanan seperti diklaim oleh para pendukung air alkali tersebut, maka nenek moyang kita yang hidup sejak 2 juta tahun yang lalu dan hidup dengan mengandalkan berburu pastilah telah mati karena darahnya menjadi asam, sebagaimana 'dituduhkan' oleh para pendukung air alkali. Jika memang benar, maka manusia akan punah, dan tentunya para pendukung air alkali ini tidak akan pernah punya kesempatan untuk membuat teori aneh seperti ini. Sepertinya para pendukung air alkali juga melupakan fakta penting dalam sejarah.

Hal yang kedua adalah, para pendukung air alkali percaya segala aktivitas fisik dan stress dapat menghasilkan senyawa asam, sehingga air alkali harus dikonsumsi untuk meningkatkan pH darah mereka agar tidak menjadi asam. Memang, pH urin (air seni) kita dapat berubah tergantung apa yang kita makan. Begitu juga halnya dengan pH colon (usus), dapat berubah sedikit walaupun sulit, karena pada dasarnya tubuh selalu punya mekanisme untuk mempertahankan 'kondisi idealnya'. Perlu diperhatikan bahwa, perubahan pH pada colon dapat berdampak pada kesehatan (kapan - kapan saya akan bahas, juga tentang acid and alkaline diet). Sedangkan pH darah, yang berkisar di antara pH = 7.35 ~ 7.45 tidak dapat diubah semudah itu. Lebih tepatnya hampir tidak dapat diubah. Aktivitas fisik memang dapat menurunkan pH darah karena timbunan asam laktat di dalam otot dan darah. Sedangkan stress lebih memacu pembentukkan ROS (Reactive Oxygen Species), yaitu suatu radikal bebas, yang lebih mengkhawatirkan daripada pembentukkan senyawa asam. pH darah sendiri dapat berubah menjadi turun (lebih asam) atau naik (lebih basa) karena beberapa faktor. pH darah yang turun sampai pH < 7.3 disebut blood acidosis, dan dapat terjadi karena beberapa hal, seperti: kegemukan, berolahraga terlalu keras, diare, masalah pada ginjal, berada di tempat yang sangat tinggi (> 3000m), penggunaan obat - obatan seperti aspirin dan konsumsi alkohol, dll. Sedangkan pH darah yang berada pada pH > 7.5 akan beresiko mengakibatkan darah menjadi terlalu basa (blood alkalosis). Blood alkalosis dapat terjadi karena: muntah, masalah pada ginjal, menyelam terlalu dalam dan / atau terlalu lama, penggunaan Oksigen murni yang berlebihan, dll.

pH darah tidak dapat dirubah hanya karena air alkali yang kita minum. Hal ini terjadi karena tubuh kita akan berusaha mengeluarkan kelebihan mineral melalui ginjal (ekskresi air seni), paru - paru (ekskresi bikarbonat), dan kulit (ekskresi keringat). Sebagai contoh yang mudah, sehabis berolahraga, tubuh kita menjadi asam karena akumulasi asam laktat yang 'menyebar' (bersirkulasi) di dalam darah, dan kita bernafas lebih cepat untuk membuang CO2 dan mendapatkan O2 yang lebih banyak, yang akan mengurangi tingkat keasaman pada darah secara berangsur / perlahan. Lalu apa hubungan antara bernafas cepat dengan menormalkan pH darah yang 'asam' setelah berolahraga? Bagi yang [pernah] belajar Biokimia, asam laktat yang dihasilkan oleh sel dan 'dilepaskan' ke peredaran darah akan terlarut di dalam darah. Asam laktat yang terlarut di dalam darah akan 'ditangkap' sebagian oleh organ hati / liver. Asam laktat ini lalu akan dioksidasi menjadi senyawa piruvat dengan bantuan enzim lactate dehydrogenase. Senyawa piruvat yang dihasilkan lalu masuk ke mitokondria, untuk mengalami reaksi berikutnya. Dalam tahapan berikutnya, ada 2 kemungkinan reaksi biokimia. Pertama, piruvat akan masuk ke 'siklus asam sitrat' menghasilkan senyawa ATP yang merupakan sumber energi tubuh dengan bantuan enzim pyruvate dehydrogenase complex. Kemungkinan kedua, adalah reaksi yang dinamakan 'jalur gluconeogenesis', di mana piruvat akan bereaksi dengan molekul bikarbonat menghasilkan senyawa oxaloacetate dengan bantuan enzim pyruvate carboxylase, dan setelah mengalami serangkaian reaksi pada akhirnya akan kembali menghasilkan glukosa. Reaksi oksidasi asam laktat ini membutuhkan lebih banyak Oksigen, dan inilah alasan kita bernafas lebih cepat ketika / setelah berolahraga. Setelah berolahraga, tubuh kita 'mengubah' asam laktat menjadi senyawa ATP atau glukosa, sehingga pH darah [diharapkan] dapat kembali berangsur normal setelah berolahraga, tanpa perlu bantuan dari air alkali. Memang, reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh untuk menormalkan kondisi tubuh (misal: pH darah) sangatlah sulit, sehingga orang awam (termasuk pendukung air alkali) seringkali membuat teori sendiri yang 'disederhanakan' dengan menambahkan imajinasi mereka, dan celakanya justru teori palsu ini (mengenai manfaat air alkali untuk memelihara pH darah) terlihat lebih meyakinkan sehingga 'beredar luas' di khalayak. 


berhati-hatilah terhadap klaim mengenai suatu
produk yand mungkin dapat menyesatkan
(sumber: animé)

MITOS EMPAT. pH urin merupakan gambaran / cerminan dari pH darah.
Anggapan ini lagi - lagi SALAH, karena pH urin bergantung pada apa yang dimakan atau diminum, dan dalam banyak kasus tidak mencerminkan pH dalam darah. Mereka yang suka mengkonsumsi sayur akan cenderung mengeluarkan urin dengan pH basa (walau dalam beberapa kasus bisa saja asam, seperti misalnya pada gandum), sedangkan mereka yang suka mengkonsumsi daging akan mengeluarkan urin dengan pH asam. Walaupun konsep pH sendiri baru diperkenalkan pada tahun 1900an oleh ilmuwan Denmark bernama Søren Sørensen, tetapi konsep asam - basa dan indikatornya sudah cukup dikenal oleh para ahli kimia dan kedokteran sejak tahun 1700an. Untuk membuktikan apakah jenis makanan dapat mempengaruhi derajat keasaman urin (pada waktu itu, konsep pH belum ditemukan, tetapi konsep asam / basa sudah ada), percobaan pada obyek non-manusia (yaitu kelinci) pernah dilakukan pada tahun 1846 (artikel dapat dibaca di sini). Kelinci yang lucu imut - imut dan tak berdosa itu dijadikan sebagai obyek percobaan dan 'dipaksa' untuk memakan daging selama beberapa bulan, dan selama percobaan tersebut tingkat keasaman urinnya dimonitor. Pada penelitian ini, sebelum percobaan dilakukan, seluruh kelinci memiliki urin yang bersifat basa. Selama percobaan, kelinci pada 'control group' (diberi makan sayuran) tetap memiliki urin dengan sifat basa, sedangkan kelinci pada 'variable group' (diberi makan daging) memiliki urin dengan sifat asam. Dengan ilmu saat ini, sifat asam pada urin yang dihasilkan oleh kelinci (dan juga manusia) yang memakan daging dalam jumlah yang cukup banyak disebabkan karena daging mengandung senyawa cysteine dan methionine, yang akan dimetabolisme menghasilkan senyawa asam. Asam ini akan disekresikan melalui saluran kemih, sehingga menurunkan pH urin menjadi asam. Sedangkan senyawa yang terdapat dalam sayuran dan buah - buahan akan 'disederhanakan' menjadi senyawa sederhana seperti citrate dan malate yang untuk selanjutnya akan diubah menjadi senyawa bikarbonat oleh liver. Bikarbonat adalah senyawa basa yang akan diekskresikan melalui urin.

Oleh karena senyawa dari makanan yang dicerna dan diserap oleh tubuh akan 'diangkut' oleh darah ke seluruh tubuh, maka senyawa asam / basa yang terbentuk atau dihasilkan dari sisa proses pencernaan maupun hasil metabolisme akan 'diangkut' juga ke 'tempat pembuangan'. Tempat pembuangan itu adalah (1) ginjal, (2) paru - paru, dan (3) kulit. Oleh karena paru - paru hanya bisa mengeluarkan CO2 untuk mengeluarkan kelebihan bikarbonat dalam darah, sedangkan ekskresi melalui kulit (keringat) jumlahnya tidak terlalu banyak (kecuali saat berolahraga atau kepanasan), maka ekskresi melalui ginjal (dalam bentuk urin) merupakan kunci utama dalam mempertahankan pH darah. Sehingga, kelebihan asam ataupun basa akan dikeluarkan paling banyak melalui urin, sehingga inilah alasan mengapa pH urin orang yang sehat akan bervariasi di antara pH = 5.5 ~ 7.5. Tetapi, karena satu dan lain hal, misalnya menahan kencing, pola makan, dan sebagainya, pH urin dapat pula berada di kisaran pH = 4.2 ~ 8. pH urin yang terlalu asam (pH < 5.1) akan berpotensi menimbulkan batu ginjal, sedangkan pH yang terlalu basa (pH > 7.5) akan membuat saluran kelamin menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Sedangkan pH > 8.1 dalam waktu lama dapat mengindikasikan adanya infeksi pada saluran kencing atau kelamin. Berdasarkan penjelasan ini, di mana 3 organ tubuh (ginjal, paru - paru, kulit) memiliki fungsi untuk mengeluarkan kelebihan asam / basa, maka bisa kita simpulkan bahwa tugas mereka adalah untuk menjaga pH darah kita. Dengan kata lain, pH darah kita akan selalu berada pada kisaran pH = 7.35 ~ 7.45. Artinya, pH darah tidak berhubungan dengan pH urin.

pH darah bisa menjadi tidak terkendali jika ginjal mengalami kerusakan atau metabolisme tubuh yang abnormal. Jika ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik, maka kelebihan asam / basa tidak dapat diekskresikan, sehingga akan terakumulasi di dalam darah dan mempengaruhi pH darah. Jika hal ini terjadi, maka akan sangat berbahaya, karena pH darah dapat berubah dengan mudah, dan jika pH darah berada di luar batas normal (< 7.2 atau > 7.6) maka dapat menjadi berbahaya dan berujung pada kematian. Dalam kasus seperti ini, menjaga (mempertahankan) pH darah melalui makanan / minuman memang menjadi sangat penting, tetapi tentunya akan jauh lebih susah daripada hanya sekedar 'alkaline diet' atau 'alkaline water' saja. Walaupun begitu, air alkali mungkin dapat berguna untuk mencegah pembentukan batu ginjal, yang dapat terbentuk jika urin memiliki pH asam dalam rentang waktu yang lama. Tetapi, perlu diingat juga, bahwa jika pH urin terlalu basa dalam rentang waktu yang lama, hal ini juga dapat 'mengundang' bakteri penginfeksi kandung kemih / kelamin untuk bermukim. Jadi, mempertahankan pH urin supaya menjadi basa tidak selamanya baik. 

Pada mereka yang mengalami metabolisme yang tidak normal, yang disebabkan oleh penderita diabetes melitus tipe 1, tubuh tidak dapat memproduksi insulin. Insulin diperlukan untuk mengubah gula darah (glukosa) menjadi gula otot (glikogen), karena otot hanya bisa menggunakan gula dalam bentuk glikogen. Pada penderita diabetes, otot tidak bisa menggunakan gula yang tersedia dari dalam darah. Akibatnya, tubuh harus mencari sumber energi lain. Sehingga, metabolisme akan berlangsung melalui proses biokimia yang bernama 'ketosis'. Pada proses ini, lemak sebagai sumber energi melalui proses ketosis ini akan diuraikan menjadi senyawa yang bernama golongan keton. Senyawa keton yang lazim diproduksi oleh tubuh bernama acetoacetic acid dan β-hydroxybutyrate acid. Sesuai namanya, keton ini bersifat asam dan jika terakumulasi di dalam darah akan menyebabkan pH darah menjadi turun (bersifat asam). Kondisi ini dinamakan ketoacidosis. Dalam kasus ini, pemberian air alkali atau suntikan bicarbonate IV (intravenous) -- walaupun kontroversial -- dapat menjadi salah satu solusi. Ketoacidosis (pH darah yang menjadi asam karena akumulasi keton yang berasal dari proses metabolisme bernama 'ketosis') dapat terjadi juga pada mereka yang mengkonsumsi daging sebagai makanan utama serta asupan karbohidrat yang sangat sedikit (kurang dari 50 gram per hari) dalam waktu lama, sebagaimana dilakukan oleh para penganut Paleo diet. Perlu diperhatikan bahwa pada orang normal yang menjalani Paleo diet (makanan yang mayoritas mengandung protein dan lemak), kadar gula darah akan tetap normal karena gliserol yang berasal dari molekul lemak akan diubah menjadi glukosa melalui proses yang bernama gluconeogenesis, untuk selanjutnya sebagian kecil glukosa akan diubah lagi menjadi glikogen dengan bantuan hormon insulin. Akan tetapi, karena akumulasi keton dalam darah berpeluang untuk berkembang menjadi ketoacidosis, jumlah asupan lemak dan protein harus dihitung dan dimonitor dengan benar.


walaupun pH urin tidak berhubungan dengan pH darah,
sangatlah penting untuk memeriksakannya secara berkala
(sumber: ada deh... )
MITOS LIMA. Air alkali dapat menghasilkan mineral alkali yang bermanfaat bagi kesehatan.
Produsen dan pendukung air alkali mengklaim bahwa air alkali dapat menghasilkan mineral alkali seperti Ca (kalsium), Na (natrium / sodium), K (kalium), Fe (besi), Ma (magnesium), dan lain - lain, yang bermanfaat bagi kesehatan. Mineral ini akan diserap dalam bentuk ion. Faktanya, tidak semua mineral akan diserap dalam bentuk ion. K dan Na memang akan lebih mudah diserap dalam bentuk ionnya, sedangkan Mg dan Ca dapat diserap dalam bentuk anorganik (ion) ataupun organik (misal: Mg-gluconate). Beberapa mineral lain, seperti Fe biasanya diserap paling baik dalam bentuk heme iron (yaitu suatu senyawa organik di mana ion
Fe2+ berikatan pada suatu senyawa protein) dibandingkan dengan ion Fe2+ nya. Bahkan, ion Fe3+ sangat sulit untuk diserap oleh tubuh. Sehingga, klaim bahwa air alkali mengandung ion logam yang mudah diserap oleh tubuh jelas menyesatkan, karena tidak semua mineral mudah diserap oleh tubuh dalam bentuk ionnya. Tingkat kemudahan suatu zat / nutrisi / mineral untuk dapat diserap oleh tubuh disebut dengan bioavailability.

contoh stuktur heme iron (kiri) dan Mg-gluconate (kanan)
(sumber: Internet)


Salah satu senyawa basa yang dapat diserap dan dimanfaatkan tubuh dan mampu mengubah pH darah (walaupun efeknya hanya sementara) adalah ion bikarbonat (HCO3 -). Masalahnya, karena air alkali dihasilkan dari alat yang disebut ionizer (yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolisis), sangatlah sulit untuk menghasilkan ion bikarbonat dari reaksi elektrolisis, mengingat kita tidak dapat mengatur komposisi dan kandungan senyawa yang terdapat di dalam air baku. Lantas, dari manakah air baku tersebut berasal? Apakah dari air sumur? Atau dari sumber mata air? Atau dari sungai? Kita tidak pernah tahu senyawa apa saja yang terdapat di dalam air baku, dan walaupun alat ionizer -- baik yang dipasang di rumah ataupun pada pabrik tempat air alkali diproduksi -- biasanya (dan seharusnya) diperlengkapi dengan carbon filter yang ditempatkan sebelum alat ionizer, tetapi beberapa jenis senyawa baik ionik (misal: senyawa fluorin, ion nitrate, dll) maupun non-ionik (misal: sisa pestisida, limbah dari sabun, dll.) tetap bisa lolos dari filter dan masuk ke ionizer, dan ketika senyawa tersebut dielektrolisis, kita juga tidak tahu senyawa apa yang akan dihasilkan dan seberapa besar potensi bahayanya bagi kesehatan. Resiko ini akan meningkat jika carbon filter tidak dibersihkan / diganti secara berkala. Juga, pada mesin penghasil air alkali (baik yang dipasang di rumah maupun di pabrik) biasanya memiliki elektrode dari platinum ataupun timbal, dengan bagian dalam mesin yang dilapisi nikel. Logam berat seperti platina, nikel, arsen, timbal, kadmium, dll. dapat 'dilepaskan' oleh instalasi penghasil air alkali ini pada saat proses elektrolisis berlangsung, yang bertujuan agar pH > 7 dapat dicapai, sehingga dapat disebut sebagai air alkali. Logam - logam ini sangat beracun dan berbahaya bagi kesehatan. Alih - alih bermanfaat bagi kesehatan seperti apa yang dijanjikan produsen, faktanya malah [berpotensi] membahayakan kesehatan.
 

Bersambung ke PART II (klik di sini)

P.S.:
Jika ingin mengutip sebagian artikel ini, anda dipersilahkan melakukannya. Tetapi, harap dituliskan sumbernya. Dibutuhkan waktu cukup lama untuk menulis artikel ini, jadi hargailah hasil dan hak intelektual milik orang lain. Terima kasih telah mengunjungi blog ini.